RSUD Taman Husada Bontang menerapkan response tim sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan untuk menangani pasien gawat darurat harus kurang dari lima menit.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – RSUD Taman Husada Bontang terus memperkuat layanan gawat darurat dengan memastikan waktu respons cepat dalam penanganan pasien. Standar waktu respons atau response time menjadi prioritas utama rumah sakit dalam memberikan pelayanan optimal bagi pasien yang membutuhkan penanganan segera.
Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Pengendalian Mutu RSUD Taman Husada, dr. Tri Ratna Paramita mengatakan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal Kesehatan (SPMK), waktu respons untuk menangani pasien gawat darurat harus kurang dari lima menit.
“Kami memonitor capaian ini setiap tiga bulan dan hingga saat ini, standar tersebut tetap tercapai,” sebutnya saat dikonfirmasi, Rabu (21/2/2025).
Selain memastikan waktu respons, pihaknya juga menekankan pentingnya kompetensi tenaga medis di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Setiap petugas wajib menjalani pelatihan berkala agar selalu siap menangani pasien dalam kondisi darurat.
“Pelatihan ini memiliki masa berlaku tertentu, ada yang tiga tahun atau empat tahun. Jika masa berlakunya habis, kami segera mengirimkan tenaga medis untuk mengikuti pelatihan ulang,” jelasnya.
Tak hanya dari sisi tenaga medis, kesiapan peralatan juga menjadi fokus utama dalam meningkatkan layanan gawat darurat. Menurut dr. Tri Ratna, saat ini peralatan medis untuk penanganan kegawatdaruratan sudah mencukupi.
“Kami selalu memastikan ketersediaan alat yang dibutuhkan, sehingga pasien bisa segera mendapatkan pertolongan dengan peralatan yang memadai,” lanjutnya.
Namun, ia mengakui bahwa masih ada tantangan yang dihadapi, salah satunya kapasitas ruang IGD yang terbatas.
“Saat ini kami memiliki sekitar 16 hingga 17 tempat tidur di IGD. Dalam kondisi normal memang cukup, tetapi saat terjadi lonjakan pasien, ruangan terasa penuh dan sumpek, yang bisa membuat pasien kurang nyaman,” paparnya.
Ke depan, RSUD Taman Husada berupaya mencari solusi untuk memperluas ruang IGD agar bisa menampung lebih banyak pasien dengan lebih nyaman. Pasalnya kapasitas ruangan menjadi PR besar bagi rumah sakit. Namun, saat ini mereka masih mencari opsi terbaik untuk mengatasi keterbatasan tersebut.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan gawat darurat, memastikan pasien mendapatkan penanganan yang cepat, tepat, dan nyaman,” tutupnya. (adv/rsudtamanhusadabontang)
Penulis: Rae
Editor: Suci Surya Dewi