Tahun ini peserta LDBI dan NSDC yang diselenggarakan Disdikbud Kaltim jumlahnya meningkat. Ketimbang tahun sebelumnya peserta hanya sedikit karena terkendala wabah Covid-19.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) dan National School Debating Championship (NSDC) yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim telah digelar, Selasa (4/7/2023) kemarin. Kali ini jumlah peserta lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya.
Sub Koordinator Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Siti Aminah menyebut LDBI dan NSDC terjadi peningkatan pendaftar yang diwakili setiap daerah di seluruh Kalimantan Timur (Kaltim).
“Ya, alhamdulillah saya bersyukur ajang LDBI dan NSDC tahun ini mengalami perkembangan yang luar biasa dibanding tahun sebelumnya,” ucapnya kepada media Akurasi.id.
Aminah menuturkan bahwa jumlah peserta LDBI tahun ini sebanyak 137 orang. Serta jumlah peserta NSDC sebanyak 103 peserta. Menurutnya jumlah tersebut lebih banyak lantaran banyak berasal dari luar Samarinda. Daripada tahun sebelumnya yang hanya diikuti para peserta dari Kota Tepian -sebutan Samarinda- saja.
“Itu terjadi karena sebelumnya terkendala wabah Covid-19. Tahun ini ada 9 daerah yang mengirim perwakilannya, hanya saja Mahulu belum bisa mengirim perwakilannya,” terangnya.
Untuk itu dia berharap dengan jumlah peserta yang lebih banyak akan menciptakan atensi persaingan yang lebih tinggi. Sehingga dapat memacu semangat dan kemampuan peserta.
“Saya harap kualitas lombanya lebih baik dari tahun sebelumnya. Serta pemenang yang memiliki kompetensi berkualitas dapat membawa nama Kaltim ditingkat nasional nantinya,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana LDBI dan NSDC Ida Sulistiani menjelaskan sistem penilaian pada kompetisi tersebut. Kata dia, dalam debat ada 3 aspek penilaian. Pertama isi perdebatan. Kedua gaya berbicara atau intonasi, dan terakhir strategi.
“Strategi yang dimaksud itu bagaimana setiap tim bisa mengalahkan argumen yang disampaikan lawan,” jelasnya.
Dia menerangkan bahwa saat lomba akan diberi suatu permasalahan (mosi) yang nantinya akan terbagi menjadi tim pro dan kontra untuk membahas masalah yang telah diberikan. Dari situlah juri akan menilai sesuai dengan 3 aspek tersebut.
Ida menuturkan lomba kali ini mengundang 3 orang juri dari Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya dan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Dimana mahasiswa UNAIR pernah mewakili Indonesia dalam kompetensi debat di Madrid, Spanyol.
“Juri yang lain dari para dosen dan pembina debat yang ada di kaltim” pungkasnya. (adv/disdikbudkaltim/zul/uci)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi