Permasalahan putus sekolah di Kaltim terbilang tinggi. Oleh karena itu, Salehuddin berharap permasalahan ini dapat segera diatasi. Apalagi mengingat tingginya APBD yang Kaltim miliki.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Salehuddin menyoroti permasalahan angka putus sekolah yang masih cukup tinggi. Khususnya pada tingkat SMA/Sederajat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur tahun 2019-2021. Angka partisipasi sekolah (APS) pada tingkat SMA/Sederajat terbilang rendah, yakni 74,26 persen. Perbedaan yang signifikan dibandingkan jenjang SD/Sederajat dengan presentase 96,82 persen. Rendahnya APS dipengaruhi oleh angka putus sekolah.
Salehuddin mengatakan, sampai saat ini yang menjadi salah satu kendala terbesar tingginya angka putus sekolah. Disebabkan beberapa sekolah yang dikategorikan rentan untuk peserta didik putus sekolah. Sebab, fungsi institusi sekolah hanya dianggap formalitas.
“Orientasinya masih kepada pekerjaan. Contohnya, jika sudah bisa kerja di perkebunan atau pertambangan bagi mereka sudah tidak perlu lanjut sekolah,” terangnya.
Baca Juga
Oleh karena itu, ia berharap, rendahnya APS akibat angka putus sekolah yang cukup tinggi di Kaltim, bisa dikendalikan. Mengingat, hal tersebut sudah menjadi perhatian khusus dari pemerintah provinsi (Pemprov), yang sudah termasuk dalam rencana pembangunan jangka panjang menengah daerah (RJPMD).
“Apalagi pada tahun 2023 ini ada lonjakan yang tinggi di APBD kita, sudah sekitar 16,6 triliun. Semoga angka putus sekolah bisa ditekan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Politisi Golkar itu menekankan, dengan adanya anggaran yang sangat besar, perangkat daerah harus bisa meningkatkan efisiensi program kerja. Agar permasalahan krusial mengenai angka putus sekolah, dan berbagai persoalan lain juga segera bisa diatasi.
Baca Juga
“Jangan sampai besarnya APBD yang ada tidak sejalan dengan kemampuan perangkat daerah, untuk merealisasikan anggaran,” pungkasnya. (adv/dprdkaltim/nur)
Penulis: Nuraini
Editor: Devi Nila Sari
