Pasca terjadinya demo di SMAN 8, seluruh kepala SMA samarinda mengadakan rapat. Tujuannya mengedukasi masyarakat tentang juknis PPDB yang masih kurang dipahami.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Menanggapi demo yang terjadi di SMAN 8 Samarinda beberapa waktu lalu, seluruh kepala SMA menggelar rapat dengan tujuan mengedukasi masyarakat.
Rapat tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua 1 Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) I Putu Suberata yang berlokasi di gedung SMA Negeri 1 Samarinda, Senin (26/6/2023) lalu.
“Rapat ini mengedukasi masyarakat tentang masalahnya yang terjadi di tengah masyarakat. Semua petunjuk teknis (juknis) itu sudah berdasarkan dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud),” ucapnya kepada Akurasi.id usai rapat.
I Putu Suberata mengatakan rapat tersebut membahas terkait penundaan pengumuman terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Serta seluruh kepala sekolah dari berbagai SMA di Samarinda menjelaskan kepada masyarakat bahwa pelaksanaan PPDB tersebut memang mengikuti ketentuan dari pusat.
Baca Juga
“Karena ada arahan dari Kepala Bidang (Kabid) SMA, mungkin untuk pengumuman PPDB waktunya akan diundur. Namun tetap hari ini pengumumannya,” jelas pria yang menjadi pimpinan rapat tersebut.
Pria yang biasa disapa Putu itu menjelaskan, kuota untuk bina lingkungan sebanyak 65 persen. Terdiri dari 20 persen dari RT bina lingkungan, dan 45 persen untuk zonasi reguler.
“Kenapa demikian? Ada daerah-daerah tertentu yang jauh dari sekolah. Oleh sebab itu, bagi siswa yang pintar tapi jauh dari rumahnya dari sekolah bisa mendaftar di sekolah yang diinginkan. Makanya bina lingkungan itu dibagi 2. Khusus yang dekat 20 persen dan yang mempunyai nilai serta prestasi memperebutkan kuota 45 persen sisanya,” terangnya.
Baca Juga
Menurutnya hal demikian untuk memacu daya saing serta semangat belajar untuk menjadi siswa yang berkualitas dan bermartabat untuk lingkungan sekitarnya. “Semangat belajar, bersaing sportif supaya bisa masuk ke sekolah yang diinginkan,” sebutnya.
Disinggung terkait peristiwa di SMA Negeri 8 Samarinda beberapa waktu lalu, dirinya menyayangkan tindakan oknum orang tua yang anaknya tidak diterima di sekolah yang dituju malah membuat masalah. “Itu yang membuat masalah. Padahal banyak dari kalangan masyarakat mengatakan bahwa PPDB tahun ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya,” imbuhnya.
“Saya dengar juga tadi dari kepsek SMAN 8 Samarinda, ternyata yang memanas-manasi itu anaknya yang tidak diterima. Sehingga berembuslah kabar bahwa RT bina lingkungan itu dipermainkan, padahal itu tidak ada,” tambahnya.
Dia berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali. Bahkan menjadi cerminan untuk menjadi bahan evaluasi untuk tahun berikutnya. “Jangan sampai misalnya suatu kabar yang tidak benar, malah menyalahkan kepala sekolahnya. Kita inikan satu MKKS satu suara,” tutupnya (adv/disdikbudkaltim/zul/uci)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Suci Surya Dewi