Wagub Kaltim dorong diskusi soal penolakan transmigrasi di Paser. Menurutnya, perlu dicari tahu alasan penolakan tersebut.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Program transmigrasi di Kabupaten Paser mendapat penolakan. Ratusan massa dari Aliansi Paser Bersatu mendatangi Kantor Bupati Paser, Senin (1/9/2025). Mereka menilai kebijakan tersebut berisiko menimbulkan persoalan sosial, ekonomi, hingga lingkungan.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Timur (Kaltim) menilai jika program transmigrasi ini sebenarnya memiliki dampak baik bagi Benua Etam.
“Hanya saja, tentu perlu dicari tahu lebih lanjut apa yang menjadi keberatan masyarakat setempat,” tuturnya saat diwawancarai oleh awak media di Odah Etam, Kompleks Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Samarinda, pada Rabu (3/9/2025).
Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, jika kebijakan ini bukan hal baru. Pasalnya, program transmigrasi sudah ada sejak era Presiden Soeharto pada tahun 1960-an.
Ia menilai jika sampai saat ini, para transmigran yang ada di Kalimantan Timur dapat hidup sederhana dan diterima dengan baik oleh masyarakat setempat.
“Prinsipnya, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” sambung Wagub Kaltim.
Kendati demikian, ia mengaku, belum mengetahui secara detail penyebab adanya penolakan oleh sebagian masyarakat di Paser hingga sempat terjadi aksi demonstrasi pada 1 September lalu.
Padahal, menurutnya, Kalimantan Timur masih membutuhkan tambahan sumber daya manusia (SDM), karena jumlah penduduknya baru sekitar 4,2 juta jiwa dengan luas wilayah mencapai 127 ribu kilometer persegi.
“Saya berharap Pemerintah Kabupaten Paser dapat mengundang pihak-pihak yang menolak untuk berdiskusi, sehingga solusi yang baik bisa ditemukan bersama,” pungkasnya. (Adv/diskominfokaltim/yed)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari