Solusi Atasi Kekurangan Nakes di Kutim, Ramadhani Usul Pemkab Beri Beasiswa Penuh

Suci Surya
6 Views
Anggota DPRD Kutim Ramadhani. (ist)


Putra-putri daerah Kutim banyak yang menempuh pendidikan di luar daerah. Ramadhani mengusulkan pemerintah memberi beasiswa penuh. Dengan syarat kelak mereka harus mengabdikan diri untuk menjadi solusi kekurangan nakes di Kutim.

Kaltim.akurasi.id, Sangatta – Pengoperasian Rumah Sakit (RS) Pratama Muara Bengkal belum sepenuhnya berjalan maksimal. Meski pemerintah telah merampungkan RS tersebut, namun rumah sakit tersebut masih kekurangan tenaga kesehatan (nakes).

Sebagai wakil rakyat yang duduk di Komisi D membidangi Kesejahteraan Rakyat, salah satunya kesehatan, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim Ramadhani mempertimbangkan beberapa solusi yang dapat membantu mengatasi masalah kekurangan nakes di RS Pratama Muara Bengkal.

Dia menyampaikan bahwa pemerintah seharusnya memberikan beasiswa penuh untuk putra-putri daerah yang menempuh pendidikan kedokteran. Sebab, lanjutnya, ada ratusan bahkan ribuan mahasiswa asal Kutim yang kuliah kedokteran di luar pulau. Seperti di Malang, Bandung, dan lainnya.

“Pemberian beasiswa itu tentunya dengan syarat bahwa setelah lulus harus mengabdi di Kutim sebagai nakes selama beberapa tahun. Misalnya 5 sampai 10 tahun,” ujar Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kutim 1 itu saat ditemui wartawan Akurasi.id, belum lama ini.

Menurutnya, Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur hal ini perlu segera dibuat agar tidak ada lagi kekosongan tenaga kesehatan di RS Pratama Muara Bengkal. Hal ini penting karena fasilitas medis mungkin ada, tetapi kekurangan sumber daya manusia (SDM) menjadi hambatan yang signifikan

“Percuma misalnya peralatan medis lengkap tapi tidak ada yang mengoperasikan lantaran kurangnya tenaga kesehatan,” bebernya.

Anggota komisi D itu juga menekankan, bahwa aturan tersebut harus mencakup ketentuan agar dokter yang menerima beasiswa dari Kutim setelah lulus tidak dapat pergi begitu saja. Dimana penerima beasiswa harus berkontribusi dalam jangka panjang untuk wilayah asalnya.

“Kami tidak ingin melihat dokter-dokter yang hanya ingin memanfaatkan beasiswa Kutai Timur untuk kemudian pergi begitu lulus,” pungkasnya. (adv/dprdkutim)

Penulis: Pewarta
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *