Melaksanakan sosialisasi wawasan kebangsaan, kini tengah intens dilakukan para anggota DPRD Kaltim. Melalui kegiatan ini, DPRD Kaltim berupaya, menguatkan pemahaman masyarakat tentang semangat Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Kaltim.akurasi.id, Kutai Barat – Anggota DPRD Kaltim Ekti Imanuel melaksanakan kegiatan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang) di Kampung Tanjung Isuy, Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat, Sabtu (29/10/2022).
Kepada masyarakat yang hadir di Lamin Kampung Tanjung Isuy itu, Ekti menyampaikan, jika sosialisasi semacam ini sangat diperlukan. Dengan tujuan untuk memberikan pemahaman dan penguatan kepada masyarakat akan pentingnya mencintai Tanah Air.
Dalam sosialisasi ini, ia menjabarkan nilai-nilai dasar bangsa dan negara Indonesia. Di mana, masyarakat mengenalnya dengan wawasan kebangsaan. Yang terdiri atas 4 pilar kebangsaan, yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Di era dewasa ini, disadari atau tidak, bahwa masyarakat mulai mengalami krisis multidimensi. Dari faktor internal misalnya, pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila yang kian memudar. Akibatnya, penghargaan atas kemajemukan yang kita miliki kian luntur,” tuturnya.
Baca Juga
Tidak hanya itu, ketikdakstabilan dalam pembangunan ekonomi, sosial, politik, dan hukum di pusat dan daerah, juga rawan membuat disintegrasi di antara masyarakat. Kondisi ini patutnya mendapatkan perhatian serius dari semua elemen masyarakat.
“Sementara untuk faktor eksternal, saat ini, keterbukaan informasi yang begitu luar biasa telah membawa persaingan yang tinggi. Baik dalam negeri maupun luar negeri. Kuatnya pengaruh budaya asing dan kurangnya sarana teknologi industri, juga rawan menimbulkan disintegrasi,” paparnya.
Mengamalkan Nilai-Nilai Ketuhanan dan Persatuan Lewat Pancasila
Bercermin dari semua hal itu, Ekti Imanuel menyampaikan kepada masyarakat yang hadir pada acara itu, bahwa penguatan nilai-nilai Pancasila sangat diperlukan. Mengapa demikian? Karena dalam Pancasila secara gamblang mengajarkan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusian, Persatuan, Keadilan Sosial, dan Kerakyatan.
Baca Juga
“Untuk nilai Ketuhanan misalnya, kita bangsa Indonesia, diajarkan untuk percaya dan takwa pada Tuhan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemuluk agama. Serta saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah,” jelasnya.
Artinya, jika masyarakat Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Dari Aceh hingga Papua. Dapat saling memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Maka apapun tantangan dan persoalan yang muncul di masyarakat akan dapat dengan mudah diselesaikan. Sehingga nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam NKRI akan selalu terjaga.
“Dari sisi nilai-nilai Kemanusian, kita diajarkan untuk menjaga persamaan hak dan kewajiban, mencintai sesama, sikap tenggang rasa, dan tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai kemanusian, rela menolong, berani membela kebenaran, adil, dan menghormati dan bekerjasama dengan bang lain,” ungkapnya.
Ekti menambahkan, hal terpenting lain yang harus dipahami dan dijaga masyarakat Indonesia ialah eksistensi dari UUD 1945. Mengapa demikian? Ekti mengatakan, bahwa UUD 1945 adalah pondasi konstitusi bagi bangsa dan negara Indonesia. Sehingga, UUD 1945 adalah marwah bagi aturan-aturan yang dimiliki Indonesia.
“UUD 1945 adalah konstitusi bagi bangsa Indonesia. Ini merupakan social control, social engineering, dan sarana penggerak pembangunan. UUD 1945 juga merupakan alat mewujudkan keadilan sosial, alat ketertiban, fungsi kritis dalam hukum, fungsi pengayoman, dan alat politik bagi negara Indonesia,” pungkas pria yang duduk sebagai anggota Komisi IV DPRD Kaltim ini. (*)
Penulis: Pewarta
Editor: Redaksi Akurasi.id
