Stres dan tak mau makan, Pemprov Kaltim berencana mengembalikan Buaya Riska ke Bontang. Sementara untuk bentuk pengamanannya bakal didiskusikan lebih lanjut.
Kaltim.akurasi.id, Balikpapan – Upaya pemerintah merelokasi Buaya Riska ke Penangkaran Buaya Balikpapan Teritip, Balikpapan Timur, sejak 4 Oktober 2023 lalu ternayata tak berujung baik.
Karena penangkaran tidak layak, Buaya Riska disebut stress dan tidak mau makan. Alhasil, diambillah keputusan untuk mengembalikannya ke habitat asal, di Bontang.
Keputusan untuk mengembalikan buaya dengan nama Riska ke habitat asalnya itu terjadi saat kunjungan Ketua Umum TP PKK Tri Tito Karnavian ke Penangkaran Buaya Balikpapan Teritip, Balikpapan Timur, Selasa (24/10/2023).
Istri Mendagri Tito Karnavian itu didampingi Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kaltim Yulia Zubir Akmal Malik. Hadir mendampingi pula Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik.
“Ini kan bukan habitatnya. Apalagi Buaya Riska ini katanya sudah tidak terlalu mau makan. Biasanya hidupnya di air dan lumpur, ini kan jauh banget kondisinya,” kata Tri Tito Karnavian memberi pendapat saat berada di lokasi.
Pemprov Kaltim Bakal Cari Solusi Agar Buaya Riska dan Masyarakat Aman
Menyikapi hal itu, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik berjanji akan segera mencari solusi terbaik bagi Buaya Riska dan keselamatan masyarakat. Baik yang berada di Kelurahan Teritip, maupun tempat asalnya di Bontang.
“Buaya Riska ini banyak menarik perhatian publik. Bagaimanapun dia ini binatang buas. Sebagai binatang buas dia punya hak untuk hidup di habitatnya,” kata dia.
Menurutnya, apabila buaya tersebut terus dibiarkan di penampungan, dikhawatirkan akan semakin membuatnya stres. Oleh karena itu, pihaknya bersama Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) akan memikirkan solusi terbaik. Sebab, meskipun habitat aslinya di Bontang. Namun, keberadaannya membuat masyarakat tidak tenang.
“Ini yang akan kita cari solusinya. Sebagai binatang buas dia bisa tetap hidup di habitatnya dan manusia di sekitarnya juga bisa hidup dengan tenang. Tanpa takut tiba-tiba diterkam buaya. Kami akan diskusikan lebih lanjut bagaimana pengamannya,” jelas Akmal.
Dalam kunjungan tersebut, turut menyertai pemilik Buaya Riska, Ambo. Ia pun sempat mengelus dan mencium hewan yang pernah jadi peliharaannya itu untuk beberapa saat.
“Saya sangat rindu dengan Riska. Syukurlah dia tadi mau membuka mata, saya minta tutup matamu nak, dan saya cium dia,” kata Ambo dengan bahasa lirih. (adv/diskominfokaltim/sul/ky)
Penulis: Pewarta
Editor: Devi Nila Sari