Tanggapi Soal Isu Prostitusi, Sekda PPU: Hadirnya IKN Picu Dinamika Sosial

Devi Nila Sari
1 View
Sekda PPU Tohar saat diwawancarai. (Nelly Agustina/Akurasi.id)

Munculnya dinamika sosial akibat hadirnya IKN disebut merupakan sebuah warna. Adapun kontrol terhadap dinamika itu kembali ke masing-masing individu.

Kaltim.akurasi.id, Penajam – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Tohar, menyampaikan pandangannya mengenai dinamika sosial yang muncul, seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini disampaikan dalam peringatan Hari Lahir Pancasila, Sabtu (01/06/2025).

Tohar menegaskan, pentingnya pemahaman terhadap makna kebhinekaan dan kesatuan dalam menghadapi arus perubahan. Ia menggunakan analogi warna, untuk menggambarkan pentingnya kontribusi setiap individu dalam menjaga keutuhan bangsa.

“Warna merah, akan memberikan merah juga terhadap satu kesatuan yang luas. Begitu juga warna putih atau warna yang lainnya. Itu menjadi penting. Saya pikir seperti itu,” tuturnya.

Dalam konteks pembangunan IKN yang kini semakin masif, ia tak menampik, bahwa muncul pula sisi negatif yang ramai diperbincangkan di media sosial. Salah satunya adalah isu praktik prostitusi yang dikaitkan dengan geliat pembangunan.

“Setiap ada dinamika pembangunan, selalu ada akses negatif yang mengikuti. Sekarang kan ramai di media sosial terkait dengan isu tersebu,” katanya.

Namun demikian, Tohar menekankan, bahwa kontrol utama atas respons terhadap dampak negatif tetap berada di tangan masyarakat.

“Ya, itu kembali ke kita. Karena mereka yang menjajakan. Kalau istilah jajan (PSK), terserah kita mau jajan atau tidak kan,” tuturnya.

Ia menekankan, pentingnya prinsip hidup dalam menyikapi perubahan. Menurutnya, arah hidup masyarakat ditentukan oleh pilihan nilai yang dipegang masing-masing.

“Tapi itu juga tidak serta-merta mengutamakan itu. Bagaimana prinsip hidup kita tuh seperti apa? Karena nyata SS negatif pasti biasanya arahnya ke kiri. Akses pasti biasanya pasti arahnya ke kanan,” tandasnya. (Adv/diskominfo/nah)

Penulis: Nelly Agustina
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *