Penurunan stunting merupakan salah satu fokus pemerintah dalam bidang kesehatan. Seluruh elemen dan anggaran dikerahkan agar tidak ada anak stunting yang merupakan masa depan bangsa.
Kaltim.akurasi.id, Balikpapan – Hingga saat ini persoalan stunting masih menjadi kendala di setiap daerah, termasuk Kaltim. Berbagai upaya juga terus dilakukan guna turunkan stunting, dengan melibatkan berbagai instansi dan elemen masyarakat.
Sebab, di Provinsi Kaltim angka prevalensi stunting terbilang masih tinggi. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021-2022 dari Kementerian Kesehatan. Data Prevalensi balita stunting di kabupaten dan kota di Kaltim mengalami kenaikan sebesar 23,9 persen pada 2022. Data ini terbilang naik sebab angka prevalensi stunting di 2021 sebesar 22,8 persen.
Sementara, pemerintah pusat memiliki target tingkat stunting secara nasional pada tahun 2024 di bawah 14 persen. Pemprov Kaltim sendiri memiliki target penurunan stunting hingga 12,83 persen pada 2024 mendatang.
Berkenaan dengan ini, Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik berharap, provinsi mampu percepatan penurunan stunting di Kaltim. Agar sejalan dengan target pemerintah pusat untuk menurunkan stunting di setiap daerah.
“Saya harap dalam rangka percepatan aksi nasional penurunan stunting di Kaltim. Agar mampu menurunkan prevalensi stunting menjadi 12,83 persen pada 2024 nanti,” sebutnya.
Oleh karena itu, Akmal pun mengimbau seluruh masyarakat dan bupati/walikota agar mengoptimalkan peran TPPS di berbagai level. Mulai dari TPPS kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/desa.
Sehingga, aksi nyata untuk turunkan stunting dapat berjalan terpadu dengan hasil yang maksimal.
“Ini juga harus didukung secara masif dan baik. Mari kita tingkatkan semangat gotong royong, peduli lingkungan dan saling menginspirasi untuk hidup sehat. Melalui usaha bersama, kita akan mampu menciptakan Indonesia yang maju dan sejahtera,” pesannya. (adv/diskominfokaltim/mar/yans)
Penulis: Pewarta
Editor: Devi Nila Sari