AJI Balikpapan dan Yayasan Mitra Hijau (YMH) menggelar pelatihan jurnalistik tentang transisi energi untuk memperkuat kapasitas jurnalis meliput isu energi secara kritis dan berpihak pada kepentingan publik.
Kaltim.akurasi.id, Balikpapan – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Balikpapan bekerja sama dengan Yayasan Mitra Hijau (YMH) menggelar pelatihan jurnalistik bertajuk “Apa Itu Transisi Energi dan Bagaimana Meliputnya” pada Rabu (4/6/2025), di Balikpapan. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas jurnalis dalam meliput isu transisi energi secara kritis dan berpihak pada kepentingan publik.
Ketua Dewan Pembina YMH, Dicky Edwin Hindarto, menegaskan bahwa transisi energi adalah sebuah keniscayaan, terutama bagi Kalimantan Timur (Kaltim) yang selama ini sangat bergantung pada sektor batu bara. Ia mengingatkan bahwa ketergantungan terhadap satu komoditas menimbulkan risiko besar terhadap kestabilan ekonomi daerah.
“Ketergantungan pada satu komoditas seperti kecanduan. Jika dibiarkan, bisa membahayakan masa depan ekonomi daerah,” ujarnya.
Dicky juga mendorong perlunya diversifikasi ekonomi berbasis rendah karbon, seperti pengembangan pertanian modern, industri kecil, dan pemanfaatan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dari sektor ekstraktif untuk mendukung pengembangan energi bersih.
Sementara itu, Communication Strategist YMH, Fardila Astari, menyoroti peran penting media sosial dalam menyuarakan isu transisi energi. Ia memaparkan berbagai strategi optimalisasi kanal digital agar isu ini bisa menjangkau lebih banyak audiens, termasuk melalui kolaborasi dengan komunitas dan edukator daring.
Jurnalis lingkungan dari Kompas, Ahmad Arif, mengingatkan pentingnya perspektif keadilan energi dalam pemberitaan. Menurutnya, jurnalis harus mampu mengidentifikasi aktor-aktor yang diuntungkan maupun dirugikan dalam proses transisi energi.
“Transisi energi bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal siapa yang membayar dan siapa yang menikmati manfaatnya,” tegasnya.
Ketua AJI Balikpapan, Erik Alfian, menambahkan bahwa jurnalis perlu menggali narasi lokal yang tersembunyi di balik kebijakan energi nasional. Ia menekankan pentingnya liputan mendalam (in-depth reporting) untuk mendorong akuntabilitas dan keberlanjutan dalam implementasi kebijakan transisi energi.
“Jurnalis punya peran strategis dalam memastikan transisi energi benar-benar adil dan berpihak pada rakyat,” pungkas Erik. (*)
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Redaksi Akurasi.id