Deteksi Dini Kanker Serviks, Dinkes Bontang Gelar Pemeriksaan IVA Gratis

Fajri
By
5 Views
Sosialisasi deteksi dini kanker serviks pada ibu-ibu Kelurahan Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah dan Satimpo. (Ghiyats/Akurasi.id)

Di tahun 2023, ada 123 orang di Bontang yang terkena kanker dan 30 persen dari 123 orang menderita kanker payudara dan serviks.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Kanker Serviks bisa disebut sebagai salah satu penyakit yang mematikan bagi perempuan. Sebab, kanker ini pada tahap awal sangat sulit untuk dideteksi. Banyak perempuan mengetahui dirinya terinfeksi penyakit ini, setelah mencapai tingkat stadium tiga.

Perlu diketahui, kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Tapi, penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual.

Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia, tahun 2021 kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 36.633 kasus atau 17,2 persen dari seluruh kanker pada wanita.

Jumlah ini memiliki angka mortalitas yang tinggi sebanyak 21.003 kematian atau 19,1 persen dari seluruh kematian akibat kanker. Apabila dibandingkan dengan angka persentase kanker serviks di Indonesia pada tahun 2008, terjadi peningkatan dua kali lipat.

Dengan hal ini, Dinas Kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bontang Selatan 1 mencanangkan aksi sosialisasi Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara di Gedung BPU Kantor Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kota Bontang.

Dokter Puskesmas Bontang Selatan 1, Jaene Dharmayanti mengatakan, di tahun 2023, ada 123 orang di Bontang yang terkena kanker dan 30 persen dari 123 orang menderita kanker payudara dan serviks.

“123 orang ini tidak hanya menderita kanker payudara dan serviks, ada juga yg terkena kanker kelenjar getah bening dan kanker yang menyebabkan kematian lainnya,” ungkap Jaene pada Akurasi.id Rabu (31/1/2024).

Lebih lanjut ia menjelaskan, hampir semua kasus kanker serviks (lebih dari 95 persen) disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV) risiko tinggi.

“Kanker serviks adalah kanker yang bersarang di tubuh wanita akibat infeksi pada mulut rahim yang berasal dari HPV, khususnya tipe 16 dan 18,” ujarnya.

Jaene bilang, perilaku utama yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita terkena infeksi HPV dan menjadi penyebab kanker serviks adalah perilaku seksual yang aktif, KB Hormonal, terlalu sering melahirkan, genetik, pola hidup tidak sehat dan riwayat IMS.

“Pada usia dibawah 20 tahun dan aktif melakukan hubungan seksual, dapat meningkatkan resiko tinggi. Organ reproduksi wanita diusia ini, belum mencapai kematangan,” jelasnya.

Tingginya angka kejadian kanker serviks di Indonesia, dipengaruhi oleh cakupan skrining yang masih rendah. Hingga tahun 2021, hanya 6,83 persen perempuan usia 30–50 tahun yang menjalani pemeriksaan skrining dengan metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).

Sebagai langkah pencegahan dini, Dinas Kesehatan Kota Bontang, telah memberikan fasilitas gratis menggunakan BPJS untuk pemeriksaan skrining metode IVA.

“Bisa langsung datang ke puskesmas sesuai dengan domisili kartu BPJS yang tertera, tidak dipungut biaya dan hasil ke akuratannya 95 persen. Cegah sebelum terjadi lebih baik daripada mengobati,” tutupnya. (*)

Penulis: Ghiyats Azatil Ismah
Editor: Fajri Sunaryo

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *