Niat baik tak selalu berjalan mulus, Dinsos Kaltim mengaku tak jarang menemui kendala saat ingin mendirikan dapur umum.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Bencana tidak mengenal waktu. Kesiapsiagaan pun terus dilakukan untuk menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja. Termasuk Dinas Sosial (Dinsos) Kaltim yang harus melakukan fungsi perlindungan jaminan sosial masyarakat yang menjadi korban.
Sayangnya, niat baik tak selalu berjalan mulus, Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial Dinsos Kaltim Akhmad Rasyidi mengaku pihaknya tak jarang menemui kendala saat ingin mendirikan dapur umum.
“Karena kita punya syarat untuk mendirikan dapur umum,” terangnya saat diwawancarai wartawan Akurasi.id, di Kantor Dinsos Kaltim, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Selasa (14/5/2024).
Lokasi untuk mendirikan dapur umum harus jauh dari lokasi bencana. Kemudian harus memiliki akses jalan untuk memudahkan warga dan petugas ketika ingin mengambil maupun mengantar makanan serta bahan pokok. Dan yang paling penting, titik tersebut harus dekat dengan sumber mata air, sehubungan dengan kegiatan masak dan mandi, cuci, kakus (MCK).
Kondisi ini lebih diperparah ketika yang dihadapi adalah banjir. Pasalnya, akses air bersih yang masih susah ditemukan. Sementara untuk penerangan, kata Rasyidi, hal ini masih bisa ditinjau menggunakan generator set (genset).
“Kalau mendirikan dapur, jangan sampai malah jadi bencana. Pembuangan harus jelas. Karena kita harus cuci beras, sayur dan lainnya. Yang dimasak harus bergizi,” imbuhnya.
Untuk mempermudah penanganan bencana, pihaknya pun mengirim sejumlah logistik terkait sandang, pangan, dan papan ke 10 dinsos kabupaten atau kota untuk persediaan. Agar ketika terjadi bencana barang tersebut dapat segera dimanfaatkan.
Namun, jika memang yang terjadi bencana besar. Maka pihaknya akan turun tangan langsung membantu untuk mendirikan dapur umum dan penampungan pengungsi ke lokasi kejadian. Seperti yang terjadi saat ini, pihaknya kini sedang menunggu data dari Dinsos Mahakam Ulu (Mahulu), dimana pada wilayah tersebut kini sedang terjadi banjir.
Ketika mengirim logistik ke lokasi, pihaknya pun pernah menemui kendala. Menurut Rasyidi, salah satu medan yang sulit dilewati adalah pengiriman ke Mahulu yang tidak mudah dilewati dengan jalur darat. Sehingga harus melalui jalur air atau menggunakan kapal.
“Kami kirimkan mulai dari kebutuhan balita hingga dewasa. Mulai dari paket sembako, bantal, matras, pakaian, logistik. Kami juga sediakan hingga baju sekolah kalau untuk korban kebakaran,” pungkas Rasyidi. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id