Disdikbud Provinsi Kaltim baru saja meluncurkan program penelusuran minat dan bakat siswa berbasis psikologi. Program itu bertujuan untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi potensi diri serta menemukan minat dan bakat.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kaltim meluncurkan program penelusuran minat dan bakat siswa berbasis psikologi. Program tersebut bertujuan untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi potensi diri serta menemukan minat dan bakat yang dapat dikembangkan secara lebih mendalam.
Kegiatan itu diikuti 80 SMA di 9 Kabupaten/Kota yang ada di Kaltim. Yang menyasar kelas 10 atau siswa baru dengan jumlah siswa kurang lebih 19.200 orang.
Kepala Disdikbud Kaltim Muhammad Kurniawan mengatakan, program ini merupakan langkah untuk melakukan pemetaan terhadap potensi dan bakat minat peserta didik. “Dengan pemetaan ini, kita bisa mengetahui kemampuan siswa seperti apa, minat bakatnya seperti apa. Program ini menyasar seluruh sekolah SMA yang ada di Kaltim,” kata Kurniawan saat ditemui usai kegiatan launcing program di Hotel Aston Samarinda Selasa, (29/8/2023).
Selain itu, program ini juga menjadi salah satu langkah dalam pengimplementasian kurikulum Merdeka. “Ada project P5, dimana anak didik kita paham dengan Pancasila dan makna Pancasila sehingga dapat diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari,” sebut Kurniawan.
Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menghadirkan pendekatan pendidikan yang lebih personal dan berfokus pada pengembangan individu. “Dengan demikian, siswa diharapkan dapat tumbuh menjadi individu yang lebih berkembang, produktif, dan siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan,” pungkasnya.
CEO Pendar Institut Shahib Anshari Muhajir sebagai pelaksana program pendidikan tersebut menjelaskan, program ini bertajuk psikologi positif untuk menerusuri minat bakat pada siswa. “Psikologi Positif itu adalah psikologi yang melihat bahwa dalam manusia itu bukan hanya ada kelemahannya tapi lebih jauh dari mereka memiliki kekuatannya masing-masing memiliki kelebihan yang masing-masing,” terang Shahib.
Problem kesehatan mental sangat menggangu di dunia pendidikan. Tidak sedikit para siswa-siswi yang khususnya berada di SMA sederajat merasakan penyakit mental, seperti tidak percaya diri sampai kehilangan konsep diri. “Para guru yang terlibat dalam pendidikan paham dengan potensi yang dimiliki oleh siswanya. Lebih jauh dari itu, siswa-siswi juga paham soal potensi mereka,” katanya.
Ia menyebut, program ini merupakan jawaban dari problematika tersebut. Supaya mental para siswa dapat terjaga dan menumbuhkan kepercayaan diri untuk menata pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mekanisme pelaksanaan, ia menjelaskan pihaknya akan menelusuri setiap sekolah yang ada di Kaltim sesuai dengan regulasi yang telah diarahkan oleh Disdikbud Kaltim.
“Pertama akan dilakukan asessmen, yang kedua akan mengarahkan, ketiga nanti dikembangkan potensi dan pengembangan dari semua hasil tersebut. Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan itu, kami akan menurunkan tim yang berjumlah 15-20 anggota,” jelasnya.(*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Fajri Sunaryo