Evaluasi Pekerjaan Drainase Balikpapan, DPRD Beri Catatan Pemprov Kaltim

kaltim_akurasi
4 Views
DPRD Kaltim evaluasi pekerjaan drainase Balikpapan, tepatnya di Depsos Atas dan Balikpapan Baru. (Istimewa)
DPRD Kaltim evaluasi pekerjaan drainase Balikpapan, tepatnya di Depsos Atas dan Balikpapan Baru, Ekti Imanuel - Akurasi.id
DPRD Kaltim evaluasi pekerjaan drainase Balikpapan, tepatnya di Depsos Atas dan Balikpapan Baru. (Istimewa)

DPRD Kaltim evaluasi pekerjaan drainase Balikpapan. Rupanya kontraktor tak sanggup menyelesaikan pekerjaan sesuai tenggat waktu. Sehingga DPRD pun memberi catatan untuk Pemprov Kaltim.

Akurasi.id, BalikpapanDPRD Kaltim menyoroti pembangunan drainase di Balikpapan Baru dan Depsos Atas, Kota Balikpapan, belum lama ini. Sebab, hingga Februari 2022 pekerjaan kedua proyek tersebut tak kunjung selesai.

Mendapat informasi tersebut, Anggota Komisi III DPR Kaltim Syafruddin mengatakan pihaknya pun melakukan peninjauan atau monitoring terhadap kedua proyek itu. Namun ternyata mendapatkan informasi yang kurang menyenangkan.

[irp]

Rupanya kontraktor pembangunan drainase di Sungai Depsos Atas tidak lagi melanjutkan pekerjaannya. Sebab tidak sanggup memenuhi tenggat waktu kerja yang telah habis pada 31 Desember 2021.

Padahal pihak pemprov telah menawarkan. Agar kontraktor melanjutkan masa kerja 50 hari sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) 71 dengan ketentuan denda. Namun karena kontraktor menganggap tidak akan selesai tepat waktu, maka memilih tak meneruskan pekerjaan.

“Ternyata setelah diukur oleh instansi terkait hanya 36 persen progresnya. Jadi, hanya dibayar sesuai pekerjaan yang selesai saja,” kata dia saat melakukan peninjauan dan evaluasi pembangunan drainase di Sungai Depsos Atas, Balikpapan Utara.

Syafruddin menuturkan ternyata kontraktor tidak dapat mengerjakan proyek secara maksimal karena intensitas hujan yang cukup tinggi. Sehingga, pengecoran dinding sungai menjadi terganggu.

“Memang secara kontrak awal pun pekerjaan ini sudah tidak masuk akal. Lelangnya baru Agustus, kontrak kerjanya dari September 2021. Kepada Gubernur Kaltim, tolong menjadi evaluasi kinerja bawahannya. Karena ada keterlambatan yang luar biasa,” ucap Udin -sapaan akrabnya-.

“Ini yang menyebabkan pembangunan fasilitas publik menjadi lambat dan terhambat. Dan rendahnya penyerapan anggaran Kaltim,” sambungnya.

Wakil rakyat dari daerah pemilihan (dapil) Balikpapan ini mengatakan, pembangunan drainase di kawasan tersebut memang sangat penting. Sebab, sebagai antisipasi agar banjir tidak semakin meluas hingga ke pemukiman warga.

[irp]

“Maka dari itu harus buat saluran atau sungai agar ada aliran air ketika hujan dalam intensitas tinggi,” ujarnya.

Ekti Imanuel Beri Catatan ke Pemprov Kaltim Soal Pekerjaan Drainase di Balikpapan

Sementara itu, Ekti Imanuel mengatakan, pihaknya sengaja melakukan kunjungan kerja. Sebagai bahan evaluasi atas program Pemprov Kaltim. “Khusus program yang bersentuhan langsung dengan kepentingan masyarakat,” sebutnya.

[irp]

Wakil rakyat dari Fraksi Gerindra ini juga memberikan catatan kepada Pemprov Kaltim. Di antaranya, agar pemprov segera menyelesaikan pembangunan kedua drainase tersebut.

“Jangan sampai pengerjaan yang setengah-setengah, akan berdampak banjir besar bagi masyarakat sekitar drainase. Terutama pembuangan akhir dari semua drainase yang telah dibangun,” kata dia.

Selain itu, karena pekerjaan proyek telah terhenti sebab kontraktor tidak dapat melanjutkan pekerjaan, maka Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-Pera) Kaltim bersama Pemkot Balikpapan harus membuat grand desain ulang atas pembangunan drainase Depsos Atas. Termasuk drainase di Balikpapan Baru.

[irp]

“Terutama drainase Depsos Atas. Ternyata pekerjaannya baru 36 persen. Intinya program normalisasi atas sejumlah drainase maupun sungai yang ada di Balikpapan harus segera terlaksanakan. Terutama yang bersentuhan langsung dengan kepentingan orang banyak,” tuturnya.

Sekadar informasi, pembangunan drainase di kedua titik tersebut merupakan proyek Pemprov Kaltim dengan nilai anggaran mencapai Rp10 miliar setiap proyeknya. Jika dikalkulasikan mencapai Rp20 miliar. (*)

Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Suci Surya Dewi

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *