Jaga Ekosistem Lahan Basah Mesangat Suwi, Kolaborasi dengan Masyarakat Setempat Diperkuat

Devi Nila Sari
6 Views
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim Encek Achmad Rafiddin Rizal saat diwawancarai oleh awak media. (Zulkifli/Akurasi.id)

Pemprov Kaltim perkuat kolaborasi bersama pemkab dan masyarakat. Guna jaga ekosistem Lahan Basah Mesangat Suwi (LBMS) di Kabupaten Kutai Timur.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Lahan Basah Mesangat Suwi (LBMS) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kaltim, telah ditetapkan menjadi Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) melalui Peraturan Gubernur Kaltim Nomor 522.5/K.672/2020.

Dengan luas mencapai 13.583 hektar, LBMS memiliki keunikan tersendiri sebagai bentang lahan basah yang meliputi sungai, limpasan banjir, rawa, dan danau-danau. Pada sub DAS Kedang Kepala di Kecamatan Muara Ancalong dan Long Mesangat.

Keputusan untuk menjadikan LBMS sebagai KEE tidak hanya didasarkan pada kekayaan alamnya. Tetapi, juga pada perannya yang vital dalam mendukung kehidupan ekosistem disekitarnya.

Untuk itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim, Encek Achmad Rafiddin Rizal, menyatakan komitmennya dalam memperkuat kolaborasi bersama Pemkab Kutim dan masyarakat setempat. Untuk pengelolaan kawasan ekosistem LBMS.

“Kawasan ekosistem lahan basah Mesangat Suwi merupakan salah satu kawasan bernilai ekosistem penting yang lokasinya berada di luar kawasan konservasi konvensional. Seperti taman nasional atau cagar alam,” kata Encek Achmad Rafiddin Rizal saat wawancarai oleh awak media, Rabu (17/1/2024).

Kolaborasi LBMS Diharapkan Jadi Contoh Pengelolaan Kawasan Ekosistem Penting di Indonesia

Dia menjelaskan, bahwa keunikan dari kawasan ekosistem penting (KEP) atau kawasan ekosistem esensial (KEE) ini terletak pada cara pengusulannya. Yang berasal dari masyarakat melalui pemerintah daerah.

“Dengan adanya KEP ini, kami berharap dapat menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya, serta mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan,” ujarnya.

Encek menambahkan, bahwa KEP LBMS memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Termasuk populasi satwa yang langka dan mampu bertahan hidup, seperti buaya siam, orangutan, bekantan, dan berbagai jenis burung.

Hal ini menandakan bahwa LBMS bukan hanya sekadar kawasan basah biasa. Melainkan, memiliki peran penting dalam menjaga keberagaman spesies dan ekosistem di Kaltim.

“KEP LBMS juga berperan dalam perlindungan sumber air, karena merupakan daerah tangkapan air yang mengalir ke Sungai Mahakam. Selain itu, KEP LBMS juga memiliki potensi wisata alam yang menarik,” tambahnya.

Ia berharap, dengan adanya kolaborasi yang kuat dari semua para pihak KEP LBMS dapat menjadi contoh pengelolaan kawasan ekosistem penting yang berhasil di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk terus menjaga dan melestarikan KEP LBMS. Sebagai warisan alam yang tak ternilai bagi generasi mendatang,” tuturnya. (*)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *