Kasus Covid-19 Masih Nihil, Dinkes Kaltim Tetap Persiapkan Antisipasi

Devi Nila Sari
2 Views
Ilustrasi test PCR untuk deteksi Covid-19. (Istimewa)

Meski terjadi peningkatan kasus Covid-19 di sejumlah negara, bahkan sejumlah daerah di Indonesia. Dinkes Kaltim menegaskan kasus Covid-19 untuk Kaltim masih nihil.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim menyebut belum ada kasus Covid-19 terdeteksi di Benua Etam hingga saat ini. Kendati demikian, berbagai upaya antisipasi terus dilakukan mulai dari deteksi dini hingga persiapan infrastruktur perawatan.

“Saat ini untuk di Kaltim kasusnya masih nol,” ujar Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kaltim dr Ivan Hariyadi ketika dikonfirmasi melalui seluler, Jumat (8/11/2023).

Sebagai informasi, Covid-19 kini kembali mewabah di sejumlah negara. Singapura sudah lebih dulu mengalami kenaikan dua kali lipat menjadi 22.094 dari periode 19-25 November. Dimana kebanyakan kasus ini, dibawa oleh subvarian Omicron EG.5 dan KH.3 yang berkontribusi terhadap lebih dari 70% kasus yang ditemukan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Radzi Abu Hassan menyebut juga ada delapan klaster aktif dengan total 121 kasus. Dengan kasus melampaui 1.000 setiap minggunya sejak pekan ke-41 hingga pekan ke-47, dengan tingkat peningkatan antara 7,1 persen hingga 57,3 persen.

Sedangkan untuk Indonesia, melansir dari laman BBC News Indonesia terdapat peningkatan kasus Covid-19. Hal ini dilihat dari yang biasanya terdeteksi 10 hingga 20 kasus per minggu, namun hingga awal Desember terdapat peningkatan sampai 267 kasus per minggu.

Untuk itu, Ivan mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan kasus Covid-19 di Kaltim. Saat ini, Kaltim dinilai sudah siap dalam melakukan deteksi dini. Ditunjang dengan laboratorium yang sudah biasa melakukan pemeriksaan. Kemudian infrastruktur rumah sakit pun sudah memiliki unit pemeriksaan menular.

Meski begitu, ia tetap mengimbau agar masyarakat selalu menjaga protokol kesehatan. Misalnya, memerhatikan etika batuk serta menggunakan masker apabila merasa sakit.

“Misalnya ada kegiatan berkerumun yang sakit ya pakai masker. Protokol kesehatan dijaga, cuci tangan, dan menerapkan phbs (pola hidup bersih dan sehat, red),” tutupnya. (*)

Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *