Kasus HIV di Bontang 2024: 53 Kasus Didominasi Laki-Laki Usia Produktif

Fajri
By
4 Views
ilustrasi. (ist)

Sepanjang Januari-November 2024, Dinkes Bontang mencatat 53 kasus HIV, dengan 34 kasus berasal dari laki-laki. Temuan ini menunjukkan perlunya peningkatan edukasi dan kesadaran pencegahan HIV, terutama di kalangan usia produktif.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang mengungkapkan bahwa kasus HIV pada tahun 2024 didominasi oleh laki-laki. Dari total 53 kasus yang teridentifikasi sepanjang Januari hingga November 2024, sebanyak 34 kasus berasal dari kelompok laki-laki.

Koordinator Tim Kerja Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Bontang, Nur Ilham, menyebutkan bahwa kelompok laki-laki dewasa mendominasi temuan ini. Sebanyak 6 pasien berusia 20-24 tahun menjadi kelompok terbanyak, disusul oleh usia 30-34 tahun dengan 5 kasus, serta masing-masing 4 kasus pada rentang usia 25-29 tahun dan 35-39 tahun.

“Kelompok usia ini menjadi perhatian utama karena termasuk usia produktif. Temuan ini menunjukkan pentingnya meningkatkan kesadaran di kalangan laki-laki untuk memahami risiko penularan HIV,” kata Nur Ilham.

Selain itu, sebanyak 19 pasien perempuan teridentifikasi positif HIV. Mayoritas pasien perempuan berada pada kelompok usia 20-24 tahun (4 kasus), sementara tiga kasus ditemukan pada rentang usia 15-19 tahun, 25-29 tahun, dan 30-34 tahun.

Temuan kasus HIV ini berasal dari 10 fasilitas layanan kesehatan (faskes) di Kota Bontang. RSUD Taman Husada menjadi faskes yang paling banyak mengidentifikasi pasien dengan 20 kasus, disusul oleh RS Amalia (9 kasus) dan RS Pupuk Kaltim (7 kasus).

Namun, Nur Ilham menegaskan bahwa data ini tidak mencerminkan domisili pasien. “Jumlah kasus ini berdasarkan temuan di fasilitas kesehatan, bukan berdasarkan tempat tinggal pasien,” jelasnya.

Meski jumlah kasus HIV di Bontang pada 2024 menurun signifikan dibandingkan tahun 2023 yang mencatat 130 kasus, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan 2021 (35 kasus) dan 2022 (38 kasus).

“Penurunan ini patut diapresiasi, tetapi tetap menjadi pengingat bahwa edukasi dan upaya pencegahan harus terus ditingkatkan,” tegas Nur Ilham. (*)

Penulis : Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *