Menelusuri Jejak Buddha di Kaltim, Memaknai Waisak dengan Kearifan Lokal

Fajri
By
4 Views
Mahavihara Sejahtera Maitreya, Jalan D.I Panjaitan Samarinda. (Yasinta Erikania Daniartie/Akurasi.id)

Pelaksanaan Waisak di Kaltim memiliki kekhasan tersendiri. Di beberapa mazhab, Waisak dirayakan sehari lebih awal dibandingkan dengan kalender internasional.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Di tengah hiruk pikuk perayaan Trisuci Waisak 2568 TB di Kalimantan Timur (Kaltim), umat Buddha di wilayah ini memaknai hari suci tersebut dengan sentuhan kearifan lokal. Pandita Hendri Suwito, Ketua Buddhist Centre Kaltim, berbagi kisahnya mengenai tradisi dan makna Waisak bagi umat Buddha di Kaltim.

“Pelaksanaan Waisak di Kaltim memiliki kekhasan tersendiri. Di beberapa mazhab, Waisak dirayakan sehari lebih awal dibandingkan dengan kalender internasional,” ungkap Pandita Hendri di Mahavihara Sejahtera Maitreya, Jalan D.I Panjaitan Samarinda, Kamis (23/5/2024).

Hal ini dikarenakan umat Buddha di Kaltim mengikuti kalender yang lebih utuh, di mana tanggal 15 bulan ke-4 selalu jatuh pada hari yang sama. Meskipun terdapat perbedaan tanggal, Pandita Hendri menegaskan bahwa hal tersebut tidak mengurangi makna dan hikmat dari perayaan Waisak.

“Fokusnya tetap sama, yaitu menghormati Sang Buddha dan merenungkan ajarannya,” tuturnya.

Lebih dari sekadar ritual keagamaan, Waisak di Kaltim juga menjadi momen untuk memperkuat persaudaraan dan solidaritas antar umat Buddha. Sejak sebulan sebelum puncak Waisak, umat Buddha di Kaltim sudah melakukan berbagai kegiatan penghayatan Dharma, seperti mengikuti bimbingan Dharma, diklat, dan penguatan iman.

Salah satu tradisi yang dilakukan umat Buddha di Kaltim adalah melakukan ritual sesuai dengan mazhab masing-masing. “Meskipun berbeda ritual, semuanya bermuara pada penghormatan kepada Sang Buddha dan ajarannya,” ujar Pandita Hendri.

Tradisi ini menjadi bukti kekayaan budaya dan kearifan lokal yang dijaga oleh umat Buddha di Kaltim. Waisak bukan hanya tentang ritual keagamaan, tetapi juga tentang bagaimana nilai-nilai Buddha diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pandita Hendri berharap perayaan Waisak di dapat terus menjadi momen untuk refleksi diri, memperkuat persaudaraan, dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan. “Semoga Waisak tahun ini dapat membawa kedamaian dan kebahagiaan bagi semua umat manusia,” pungkasnya. (*)

Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *