Minim Data dan Kader Kurang Kompeten, Penanganan Stunting di Samarinda Terhambat?

Devi Nila Sari
1 View
Pejabat Fungsional Kesehatan Masyarakat Dinkes Samarinda, Suprianto, ketika diwawancarai. (Muhammad Zulkifli/Akurasi.id)

Penanganan stunting di Samarinda disebut punya banyak tantangan. Salah satu tantangannya, ketersediaan data dan kader.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Pengumpulan data stunting di Kota Samarinda masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan yang menonjol, yakni ketersediaan data yang akurat. Alhasil, hal ini berdampak pada perencanaan anggaran dan pelaksanaan program intervensi kesehatan anak.

Menurut Pejabat Fungsional Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda, Suprianto, cakupan pengukuran anak baru mencapai 38 perse. Artinya, dari setiap 100 anak yang seharusnya terdata, hanya 38 anak yang datanya telah dicatat. Sementara 62 anak lainnya belum masuk dalam sistem pencatatan.

“Hal ini menjadi kendala dalam perencanaan anggaran, data sangat diperlukan sebagai dasar pengusulan,” kata dia.

Ketidaklengkapan data ini menyebabkan keterbatasan dalam pengalokasian anggaran untuk intervensi gizi, seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT), taburia, vitamin, obat cacing, dan program kesehatan lainnya.

“Untuk 2025, kami berupaya agar data yang masuk lebih lengkap, sehingga penganggaran dapat dilakukan secara tepat sasaran,” jelasnya.

Selain masalah pencatatan data, dikatakannya, tantangan lain yang dihadapi adalah rendahnya kompetensi kader kesehatan. Berdasarkan laporan Dinkes Samarinda, hanya sekitar 5 persen kader yang telah mencapai tingkat kompetensi yang memadai.

Padahal, dalam pelatihan kader, terdapat 25 aspek layanan yang diajarkan, termasuk layanan untuk bayi dan balita, ibu hamil, usia sekolah remaja, dewasa, hingga lansia.

“Sejauh ini, baru sekitar 5% kader yang telah dinyatakan kompeten dalam tingkatan strata purwa, madya, dan utama,” sebutnya.

Berdasarkan data dari Dinkes Samarinda, tercatat 4.177 anak mengalami stunting hingga Juni 2024. (*)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *