Warga menyoal pembangunan drainase di Jalan Suryanata, Kelurahan Bontang Baru. Karena dianggap menyebabkan kerugian.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Sejumlah warga menyoal pembangunan drainase di Jalan Suryanata, Kelurahan Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara. Pasalnya, pembangunan drainase tersebut dianggap berdampak terhadap pendapatan pedagang yang berada di wilayah tersebut.
Adin, seorang pedagang busana di Jalan Suryanata mengaku, dirinya merugi sejak awal pembangunan drainase tersebut. Katanya tokonya yang berada di pinggir bibir paret, terpaksa harus dibongkar sebagian. Dengan alasan untuk kelancaran proyek tersebut.
“Yang dibongkar itu banner, spanduk dan kanopi. Itupun saya sendiri yang bongkar, kan makan biaya,” ungkapnya.
Dia bilang, kerugian akibat pembongkaran kanopi depan toko yang dia sewa sekitar Rp1 juta. Di sisi lain, ia juga mengaku pendapatan ikut menurun dampak pembangunan drainase di depan tokonya tersebut.
Sebab, proyek tersebut menyebabkan tidak adanya tempat parkir pengunjung. Sehingga pembeli makin enggan berkunjung.
“Kadang juga sering dikira tutup. Karena biasanya pintunya saya buka, karena debu proyek makanya pintunya saya tutup. Apalagi dagangan saya baju, harus bersih terus kan,” jelasnya.
Pedagang Harapkan Ganti Rugi
Tak hanya dirinya yang merasa dirugikan akibat pembangunan tersebut. Ia mengklaim, beberapa pedagang juga mengalami hal yang sama, bahkan beberapa pedagang ada yang pindah hingga menutup dagangannya sampai pembangunan drainase selesai.
“Lihat saja sebelah toko saya, ada dua ruko tutup. Kira-kira sudah dua bulan mereka pindah semenjak proyek berjalan. Kalau saya enggak bisa sewa tempat lain lagi, karena yang di sini sudah berjalan, mau enggak mau harus tetap bertahan,” ungkapnya.
Disinggung soal adanya sosialisasi pembanguanan drainase, dirinya menyebut, hanya mengetahui pengerjaan tersebut ketika adanya alat berat dan tukang yang mulai membongkar parit.
“Saya enggak tahu juga akan kena bongkar. Yang saya tahu memang ada pengerjaan drainase saja ketika dimulai. Lalu saya didatangi pihak RT untuk diminta membongkar, ya kami ikut saja,” terangnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, sebenarnya ikut mendukung pembangunan drainase di kawasan tersebut. Sebab, untuk kebaikan bersama sebagai upaya pengendalian banjir.
Namun, ia berharap ada uang konpensasi untuk pembokaran kanopi tersebut, karena ia menggunakan dana pribadi. Ia juga berharap pengerjaan tersebut segera tuntas, agar cepat mengembalikan pendapatannya.
“Harusnya pemerintah bisa membuat list daftar para pedagang yang terdampak seperti saya. Meski hanya satu juta itukan uang juga, bukan daun, minimal setengah nya saja,” harapnya.
Sebagai informasi, pekerjaan drainase Jalan Suryanata menelan anggaran mencapai Rp7.069.351.028 miliar, yang berasal dari Dana Bagi Hasil (DBH) sawit.
Proyek tersebut dikerjakan oleh perusahaan asal Aceh, yaitu PT Tuah Persada Perkasa. Dengan masa kontrak yang dimulai sejak 21 Mei 2024. Masa pelaksanaan proyek adalah 210 hari, ditambah masa pemeliharaan selama 365 hari. (*)
Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Devi Nila Sari