Stunting di Bontang Masih Tinggi, Partisipsi Masyarakat Perlu Ditingkatkan

Fajri
By
6 Views
Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan Kota Bontang, Bahauddin. (Nuraini/Akurasi.id)

Saat ini, angka stunting di Bontang menyentuh 27,4 persen. Bontang berada di peringkat sembilan se-Kaltim.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Pemerintah Kota Bontang terus berupaya untuk menurunkan angka stunting. Berbagai jenis program pencegahan telah dilakukan demi mencapai target yakni 14 persen. Saat ini, angka stunting Bontang berada di peringkat sembilan se Kalimantan Timur dengan prevelensi 27,4 persen.

Wali Kota Bontang diwakili Staf Ahli Bidang Ekonomi Keuangan Bahauddin mengatakan, partisipasi masyarakat Kota Bontang menjadi faktor utama dalam upaya pengendalian angka stunting.

Ia mengatakan, masyarakat yang memiliki balita harus memiliki kesadaran terkait pentingnya membawa anak mereka ke layanan posyandu di masing-masing RT atau Kelurahan. Agar, jika ada anak yang memiliki resiko tinggi mengalami stunting bisa mendapat intervensi secara langsung, berupa pemberian makanan tambahan untuk pencegahan.

“Selama ini, rekan-rekan di posyandu, pukesmas, maupun kelurahan, sudah berupaya melakukan pencegahan. Akan tetapi kesadaran masyarakat kita pasca Covid-19 masih rendah,” ungkapnya kepada wartawan Akurasi.id, Kamis (29/05/2024).

Sebagai upaya memperluas cakupan pelayanan di posyandu, pihaknya kemudian melakukan operasi timbang yakni gerakan serentak di posyandu masing-masing RT dan Kelurahan, untuk melakukan pengukuran tinggi dan berat badan pada balita.

“November 2023 lalu, kami sudah melakukan itu. Selama lima hari, hasilnya naik dari 34 persen menjadi hampir 85 persen,” ujarnya.

Pada Juli mendatang, operasi timbang tersebut akan kembali diadakan. Berdasarkan hasil survei kesehatan SKI angka stunting di Indonesia saat ini hampir seluruh Kabupten/Kota sedang mengalami kenaikan. Maka dari itu, keluar intruksi presiden untuk melaksanakan operasi timbang tersebut.

“Nantinya akan kita bandingkan terkait hasil survey SKI yang dilaksanakan pada Juli hingga Agustus 2023 itu, setelah adanya operasi timbang,” katanya. Ia juga menjelaskan, hasil survey tersebut didapatkan hanya melalui sampling.

Sedangkan, pada operasi timbang akan memuat data dari RT hingga kelurahan yang diambil masing-masing “by name by address.” Diharapkan, data yang didapat lebih konkret. Berdasarkan hasil operasi timbang, data balita di RT dan kelurahan akan di kelompokan. Yakni, Stunting, Kurang Gizi, Gizi Berlebih, dan Underweight.

Selain itu, ia juga menekankan terkait pentingnya pola asuh orang tua, dalam pemberian gizi seimbang bagi anak dalam masa tumbuh kembangnya. Ia menghimbau agar orang tua tidak hanya asal memberikan asupan, tanpa memperhatikan nutrisi yang diperlukan oleh anak.

“Walaupun sang anak keliatan sehat dan lincah, akan tetapi daya tangkap otak mereka menurun, hal itu biasanya akan terlihat saat anak memasuki usia sekolah,” kata Bahauddin. (*)

Penulis: Nuraini
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *