Pemkot Samarinda dan Pemprov Kaltim tengah kolaborasi untuk membangun sodetan di kawasan Loa Janan Ilir dan Kelurahan Rapak Dalam. Guna mengurai permasalahan banjir di kawasan tersebut.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Proyek pembangunan sodetan untuk pengendalian banjir di kawasan kawasan Kecamatan Loa Janan Ilir dan Kelurahan Rapak Dalam dipastikan berlanjut. Sempat terkendala masalah lahan, namun aral itu sudah dapat dilalui Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Pemkot Samarinda memastikan pembebasan lahan untuk pembangunan sodetan sudah dilakukan. Usai ganti rugi dengan pemilik, pembangun sodetan di kilometer 2 Kelurahan Tani Aman akan segera dieksekusi.
Sebagai informasi, pembangunan sodetan tersebut merupakan kolaborasi antara Dinas PUPR-Pera Kaltim dan Pemkot Samarinda. Dimana Pemkot Samarinda bertanggungjawab untuk pembebasan lahan, dengan menggelontorkan anggara Rp1,7 miliar. Sementara, Dinas PUPR-Pera Kaltim akan melakukan pekerjaan fisik dengan nilai anggaran Rp3 miliar, di tahun ini.
Sebelumnya proyek ini terkendala lahan, karena warga enggan merelakan lahannya dialihfungsi menjadi sodetan. Namun, perkara tersebut sudah selesai, dan lima rumah warga bersedia untuk ganti rugi lahan.
Wali Kota Samarinda Andi Harun mengatakan, sodetan ini diharapkan dapat mengendalikan aliran air dari Polder Barito dan Sungai Loa Lah hingga ke Sungai Mahakam. Sebab, setelah dilakukan analisis mendalam, ternyata ada saluran yang over kapasitas di kanal tersebut. Sehingga, airnya akan kembali atau membentuk genangan. Tak pelak, kondisi ini sebabkan banjir berkepanjangan di kawasan tersebut.
“Kawasan ini perlu suatu sistem supaya air bisa langsung mengalir ke Sungai Loa Janan. Karena, selama ini saluran kanal over capacity, jadi air tidak dapat keluar,” kata Andi Harun saat melakukan tinjauan ke lokasi pembangunan sodetann, Senin (9/10/2023).
Pembangunan Sodetan Loa Janan Ilir Bakal Gunakan Metode Crossing
Orang nomor satu di Kota Samarinda itu menyebut, pihaknya berencana menggunakan metode crossing untuk dapat mengendalikan debit air yang besar. Sehingga, tidak terjadi banjir yang berkepanjangan.
Sementara untuk luas lahan yang akan di crossing. Yakni, dengan lebar 8 meter dan panjang 140 meter diluar dari jalan dilanjutkan hingga ke Sungai Loa Janan tinggi 2,3 Meter.
“Lahan crossing adalah area di mana dua atau lebih sungai bertemu. Rencana ini akan menggabungkan teknologi modern dengan prinsip-prinsip alam untuk mengendalikan aliran air yang melimpah saat banjir terjadi,” jelas Andi Harun.
Untuk melakukan Crosing jalan tersebut, pihaknya akan melayangkan surat izin yang ditujukan pada Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Guna mendapatkan izin supaya dapat melakukan pengerjaan proyek tersebut.
“Untuk uraian pekerjaan sodetan, pada beton pracetak (Box Culvert) spesifikasi ukurannya dengan panjang 11 meter (m), lebar 6 m, tebal 20 centimeter (cm), dengan mutu beton K-300,” urainya.
Kemudian, dinding penahan tanahnya sepanjang 120 m, mutu beton K-250 yang sedang dikerjakan di tahun ini. Ia berharap, dengan upaya ini, akan dapat meminimalisir terjadinya banjir yang bekepanjangan
“Mudah-mudahan tahun 2024 provinsi dapat melanjutkan, yang penting kita sudah bisa atasi dulu pengurangan dampak banjir di daerah Loa Janan Ilir. Akhir Desember 2023, semoga akan mulai berdampak tidak akan ada lagi back water (air balik),” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari