
Sekolah daring bikin banyak pelajar loss learning, Rusmadi: Guru tak boleh mati akal. Bagi Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi, dimulainya PTM ini menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pendidik, terutama untuk memulihkan kegiatan belajar setelah 2 tahun sekolah daring.
Akurasi.id, Samarinda – Setahun lebih menjalani sekolah daring membuat pelajar menghadapi masalah serius. Masalah dimaksud adalah adanya loss learning atau hilangnya kemampuan akademik pengetahuan serta keterampilan oleh peserta didik, dikarenakan tidak maksimalnya belajar mandiri di rumah.
Alhasil, hal ini membuat beberapa sekolah lebih memilih mengulang pelajaran dari awal tahun. Agar mata pelajaran dapat terserap dengan maksimal oleh peserta didik. Bahkan, tak sedikit anak-anak yang menjadi pendiam karena harus beradaptasi kembali dengan kehidupan sekolah.
Hal ini pun mengundang keprihatinan dari dunia pendidikan. Menyikapi hal ini, Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi menyampaikan, sebenarnya PTM adalah jawaban untuk mengurangi atau mengantisipasi loss learning. Menurutnya, apabila anak-anak dibiarkan terus menerus melakukan sekolah daring, maka perkara loss learning pun tak terhindarkan.
“Sebenarnya sekolah daring juga memberikan ruang bagi guru untuk berinovasi, agar meningkatkan kreativitas dalam memberikan metode belajar yang lebih efektif dan lebih bagus,” kata orang nomor dua di Samarinda itu.
Karena, tak dapat dipungkiri sekolah secara daring menjadi tantangan tersendiri bagi guru, pelajar, maupun orang tua siswa. Dalam hal ini, dikatakan Rusmadi, pihaknya telah meminta kepada para guru untuk terus berinovasi agar pelajaran secara daring tidak terlalu membosankan dan membuat pelajar tertidur.
Begitupun dalam pelaksanaan PTM, kreativitas mengajar para guru pun menjadi ujung tombak dalam memberikan pelajaran kepada peserta didik. Untuk itu, ia juga mengingatkan para guru agar tak mati akal dalam mengatasi loss learning di sekolah.
[irp]
“Karena, dari pantauan kami selama ini dalam PTM tahap kedua, guru harus kerja keras karena setahun lebih tidak tatap muka, sehingga ada yang mengulang pelajaran dari setahun lalu. Tapi kalau guru tidak mati akal lah. Kalau mati akal, bukan guru,” ujarnya.
Sehingga, Rusmadi menekankan, pemkot terus komitmen dalam mendorong PTM bagi sekolah-sekolah di Samarinda sebagai jawaban atas adanya masalah loss learning selama sekolah daring dijalankan. Evaluasi juga dipastikan terus berjalan untuk mengantisipasi dan memperbaiki program Sekolah Tangguh Covid-19 (STC) di masa pandemi.
[irp]
“Evaluasi terus dilakukan. Alhamdulillah sejauh ini baik-baik saja. Makanya kami lakukan bertahap, maunya langsung 80 sekolah, tapi kami lakukan bertahap. Doakan semua berjalan baik,” pungkasnya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Redaksi Akurasi.id