Andi Harun-Rusmadi Wongso pecah kongsi. Hal ini memicu spekulasi keduanya akan saling berhadapan atau Head to Head dalam Pilkada Samarinda mendatang.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Tingginya angka survey elektabilitas dirilis lembaga Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang didapat oleh Wali Kota Samarinda Andi Harun sebesar 91.4 persen. Membuat dirinya sebagai kandidat kuat yang diprediksi bakal memenangkan hati masyarakat Samarinda pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak mendatang.
Dengan elektabilitas yang tinggi ini, muncul tanda tanya besar mengenai siapa sosok yang dapat menyaingi Andi Harun pada Pilkada 2024 nanti. Sejumlah nama potensial mulai disebut-sebut, termasuk Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso.
Dinamika politik di Samarinda semakin menarik ketika muncul kabar Andi Harun-Rusmadi Wongso pecah kongsi. Pasangan yang sebelumnya bekerja sama dalam menjalankan roda pemerintahan kota kini dikabarkan berpisah jalan. Hal ini memicu spekulasi keduanya akan saling berhadapan atau Head to Head dalam Pilkada Samarinda mendatang.
Hal itu diperkuat ketika Rusmadi beberapa waktu lalu resmi mendaftarkan diri dalam penjaringan kepala daerah yang dibuka DPC PDI Perjuangan (PDIP) Samarinda.
Melihat hal itu, Pengamat Politik, Universitas Mulawarman Budiman Choisiah mengatakan, jika memang survey elektabilitas yang diperoleh Andi Harun sebesar 91.4 persen, itu menjadi rekor tersendiri untuknya.
“Kalau misalnya elektabilitas Andi Harun segitu adanya, maka calon-calon lain akan berlomba-lomba untuk berebutan menggandeng dia,” kata Budiman Chosiah.
Terlebih, jika melihat pergerakan politik di Samarinda untuk saat ini, kemunculan figur dan tokoh-tokoh masih belum terlihat jelas.
Terkait potensi penantang serius bagi Andi Harun pada Pilwali Samarinda mendatang. Budiman berpendapat, sosok yang dapat mengimbangi dia tidak lain adalah Rusmadi.
Bukan tanpa alasan, keberhasilan kepemimpinan di Samarinda selama ini merupakan hasil kolaborasi antara Andi Harun dan Rusmadi.
“Jika kita melihat survei yang ada, hasilnya menunjukkan tingkat kepuasan, bukan hanya keterpilihan. Hal ini menegaskan keberhasilan yang dicapai adalah hasil kerja sama dua orang, bukan perorangan,” kata Budiman.
Keberhasilan kolaboratif ini, menurut Budiman, memberikan peluang bagi kedua belah pihak untuk mengklaim kontribusi mereka.
“Ketika keberhasilan itu identik dengan satu pasangan, sementara mereka berpisah, maka keduanya bisa mengklaim keberhasilan tersebut. Artinya, Rusmadi juga berhak mengklaim keberhasilan yang dicapai,” ujarnya.
Hal ini, lanjut Budiman, memberikan posisi strategis bagi Rusmadi dalam menggalang dukungan politik. Bahkan, menurutnya, Rusmadi punya peluang untuk mengalahkan Andi Harun.
Sebab, pengaruhnya dalam pemilihan sebelumnya tidak bisa diabaikan begitu saja dan justru bisa menjadi faktor penentu dalam Pilkada mendatang.
“Apa lagi, pada pemilihan sebelumnya Andi Harun kalah di Samarinda Seberang Jika Rusmadi bisa mengambil figur kuat dari Samarinda Seberang, maka potensi mengalahkan Andi Harun bisa sangat tinggi,” jelasnya.
Dia menyebut, figur yang dimaksud adalah Rusman Yaqub dari PPP atau Andisatya dari Golkar yang juga memiliki modal sosial dan ekonomi kuat.
“Nah kalau Pak Rusmadi bisa mengambil figur dari Samarinda Seberang, maka potensi mengalahkan Andi Harun itu bisa-bisa tinggi. Kita tinggal melihat siapa figur dari sana, menurut saya yang potensial itu Ruman Yaqub dari PPP dan Andi Satya Golkar,” terangnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id