
Pria yang menghilang di perairan Sangalaki itu bernama Ipang. Tim SAR Gabungan mendapati pria 35 tahun itu dalam keadaan selamat dan sehat walafiat. Korban sebelumnya menghilang di perairan Sangalaki setelah kapal yang dipakai melaut mendadak mati mesinnya. Korban kemudian diduga tersapu ombak dan badai yang terjadi ketika itu.
Kaltim.Akurasi.id, Berau – Meski sempat menemui sejumlah kendala, upaya Tim SAR Gabungan akhirnya membuahkan hasil. Seorang nelayan di Kabupaten Berau yang disapu badai dan dilaporkan hilang pada Senin (6/12/2021) lalu akhirnya berhasil ditemukan dengan keadaan selamat.
Korban bernama Ipang (35) yang merupakan warga Kecamatan Talisayan, Berau, Kalimantan Timur, ditemukan di Perairan Sangalaki. “Korban ditemukan bersama kapalnya dalam kondisi mesin yang mati,” ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Balikpapan Melkyanus dalam rilisnya, Kamis (09/12/2021).
[irp]
Saat ditemukan, korban tampak mengenakan kaos dan celana jeans panjang. Tubuhnya masih terlihat sehat. Usai penemuan tersebut, Ipang langsung dievakuasi oleh Tim SAR ke Kepulauan Balikukup.
“Korban kami temukan dengan jarak 37.68 NM arah Timur Tenggara dari lokasi kejadian (awal korban dilaporkan menghilang). Dengan ditemukannya korban tersebut, maka operasi SAR kami tutup,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, nelayan itu dilaporkan menghilang di Perairan Sangalaki pada Senin 6 Desember 2021. Laporan kehilangan korban diketahui pada Rabu (8/12/2021) sekira pukul 07.25 Wita.
Berdasarkan informasi didapatkan media ini dari tim Operasional Basarnas Berau, korban dilaporkan menghilang setelah kapal nelayan yang dia gunakan mendadak mesinnya mengalami kerusakan dan mati ketika berada di Perairan Sangalaki atau arah timur laut dari Dermaga Batu Pagat Bukur.
Diketahui, pada Senin (6/12/2021) sekira pukul 09.00 Wita, sebanyak empat perahu nelayan yang masing-masing perahu 1 orang dan membawa 2 rawai, berangkat dan pergi mencari ikan. Tiga nelayan yang berangkat bersama korban, yakni Basri (41), Jamal (41), dan Lempa (41) sama-sama merupakan warga Talisayan.
[irp]
Mereka berangkat mencari ikan dengan cara marawai atau metode penangkapan ikan yang dilakukan secara komersial menggunakan tali panjang serta tali kail. “Setelah melakukan perjalanan menggunakan perahu masing-masing, korban bersama ketiga rekan nelayannya tiba di lokasi Perairan Sangalaki dan langsung menebar rawai,” jelas Melkyanus, Rabu (8/12/2021).
Sekira pukul 12.00 Wita, perahu yang dinaiki korban mendadak mengalami mati mesin dan meminta bantuan kepada ketiga temannya untuk mencoba memperbaiki kerusakan. Pada saat coba diperbaiki, kerusakan makin parah. Kondisi itu diperburuk dengan keterbatasan peralatan.
“Sesuai keterangan sementara yang kami dapatkan dari teman-teman korban, bahwa saat kejadian mesin kapal korban mendadak rusak. Sempat coba diperbaiki tapi enggak bisa karena alat yang dimiliki sangat terbatas,” tuturnya.
[irp]
Mengingat hari yang sudah mulai sore, lanjut dia, sekira pukul 16.00 Wita, ketiga temannya ini lalu memutuskan meninggalkan korban untuk mengambil rawai yang sudah disebarkan sejak tadi. Setelah rawainya diambil, ketiga teman korban kembali lagi ke posisi kapal korban. Namun setibanya di lokasi, ketiga teman korban tidak mendapati yang bersangkutan.
“Ketiga rekan korban yang saat itu hendak melihat yang bersangkutan, ternyata sudah tidak ada di lokasi. Kemudian ketiga teman korban lalu berusaha mencarinya, hanya saja tidak mendapati korban hingga dengan malam harinya, ”papar Melkyanus.
[irp]
Kemudian, sekira pukul 21.00 Wita terjadi hujan deras disertai angin kencang. Mendapati hal yang demikian, ketiga nelayan lalu berusaha berlindung dengan cara perahu diikat di rawai sampai pagi, Selasa (7/12/2021). Sekira pukul 07.00 Wita, cuaca mulai reda. Ketiga rekan korban kemudian memutuskan untuk melanjutkan melakukan pencarian terhadap bersangkutan. Namun hingga pukul 13.00 Wita, korban tidak kunjung ditemukan.
“Karena merasa pencariannya tidak membuahkan hasil, kemudian ketiga rekan korban memutuskan untuk pulang ke Talisayan. Setibanya di Talisayan, mereka langsung melaporkan kepada aparat terkait bahwa ada rekan mereka yang menghilang saat melaut,” katanya.
[irp]
Setelah mendapatkan laporan itu, sebanyak 5 orang personil diberangkatkan untuk membantu pencarian pada Rabu (8/12/2021) pukul 07.50 Wita, dan tiba di sekitar lokasi korban dilaporkan menghilang sekira pukul 09.54 Wita. Sebagai informasi, dalam upaya pencarian ini, selain pihak Basarnas, juga melibatkan TNI AL Tanjung Batu dan dibantu beberapa nelayan. (*)
Penulis: Fajri Sunaryo
Editor: Redaksi Akurasi.id