Melalui FCPF-CF, Kaltim Siap Bertransformasi jadi Provinsi Hijau dan Berkelanjutan

Devi Nila Sari
20 Views
Diskominfo Kaltim menggelar jumpa pers di salah satu hotel di Samarinda. (Yasinta Erikania Daniartie/Akurasi.id)

Provinsi Kaltim bersiap bertransformasi menjadi provinsi hijau dan berkelanjutan melalui program FCPF-CF 2024.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) serius mengurangi emisi karbon. Program Forrest Carbon Partnership Facility-Carbon (FCPF-CF) 2024 dijadikan salah satu senjata ampuh dalam perang melawan perubahan iklim di Tanah Benua Etam, nama lain Kaltim.

“Program ini bukan sekadar proyek, tapi bagian dari visi besar Kaltim untuk menjadi provinsi hijau,” tegas Ketua Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI) Kaltim, Daddy Ruhiyat, dalam jumpa pers yang digagas oleh Diskominfo Kaltim di salah satu hotel di Samarinda, Senin (12/11/2024).

Menurut Daddy, program yang digulirkan sejak 2019 ini merupakan jawaban atas tantangan utama Kaltim, deforestasi dan degradasi hutan akibat aktivitas manusia.

“Dengan FCPF-CF, kita fokus menurunkan laju perusakan hutan yang selama ini menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca,” jelasnya.

Kaltim memang punya modal kuat untuk bertransformasi menjadi provinsi hijau. Sejak 2010, melalui Deklarasi Kaltim Green, pemerintah dan masyarakat berkomitmen untuk meninggalkan model pembangunan ekstraktif yang selama puluhan tahun merusak lingkungan.

“Kebakaran hutan yang meluas, banjir bandang, dan kekeringan adalah bukti nyata dari dampak buruk pembangunan yang tidak berkelanjutan,” ungkapnya.

Perkebunan Berkelanjutan jadi Program Unggulan Kurangi Emisi Karbon

Konsekuensi dari laju deforestasi yang tinggi membuat Kaltim menyandang predikat sebagai salah satu provinsi dengan emisi karbon tertinggi di Indonesia. Namun, Kaltim tidak tinggal diam. Melalui berbagai upaya, seperti pembentukan DDPI dan menjalin kerja sama internasional, provinsi ini terus berupaya mengurangi emisi dan memperbaiki kualitas lingkungan.

“Kaltim sudah memiliki perangkat kebijakan yang komprehensif untuk mendukung pembangunan rendah karbon,” kata Daddy.

Selain itu, DDPI juga terlibat dalam berbagai forum internasional untuk belajar dari pengalaman negara lain dan mencari peluang pendanaan.

Salah satu program unggulan yang telah diimplementasikan adalah perkebunan berkelanjutan. Melalui program ini, perusahaan perkebunan didorong untuk menerapkan praktik-praktik yang ramah lingkungan, seperti sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan pengelolaan limbah yang baik.

“Selain itu, kita juga mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan, misalnya dengan membentuk kelompok masyarakat peduli api,” tambah Daddy.

Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Kaltim optimistis dapat mencapai target pengurangan emisi yang telah ditetapkan.

“Kita berharap program FCPF-CF dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya kita untuk membangun Kaltim yang lebih hijau dan berkelanjutan,” pungkas Daddy. (*)

Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *