Pembangunan jembatan tutup akses masuk SMP 7 Bontang. Para siswa terpaksa keluar masuk sekolah melalui akses yang dijebol di sisi lain gedung.
Kaltim.Akurasi.id, Bontang – Pembangunan jembatan di Jalan Koi, depan SMP 7 Kelurahan Tanjung Laut, Bontang, disoal warga. Pasalnya, pembangunan jembatan tersebut menutup akses pintu utama sekolah tersebut.
Akibatnya, para siswa terpaksa melewati tembok fasilitas WTP PDAM yang dijebol untuk keluar dari sekolah. Kondisi ini dikhawatirkan oleh para orang tua, mengingat area WTP PDAM mengandung banyak peralatan dan instalasi listrik yang berisiko bagi keselamatan anak-anak.
“Apalagi kadang kita lambat jemput, takutnya anak-anak bermain ke situ,” tutur salah satu orang tua murid yang enggan disebut namanya, Kamis (06/02/2025).
Sementara itu, Plt Kepala SMPN 7 Bontang, Nur hayati mengungkapkan, pihak sekolah sebenarnya sudah mendapat sosialisasi terkait pembangunan jembatan, bahkan telah diperlihatkan gambar rencana.
Baca Juga
Namun, setelah pembangunan berlangsung, ternyata hasilnya di luar ekspektasi. Pembangunan jembatan sangat tinggi hingga menutupi akses masuk sekolah.
“Setelah dieksekusi ternyata setinggi itu. Mungkin karena kondisi lokasi membuat jembatan tersebut harus setinggi itu,” ungkapnya.
Pihak sekolah telah melaporkan persoalan ini ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang. Disdikbud pun merespons dengan melakukan peninjauan serta mengadakan pertemuan dengan pihak PDAM untuk mencari solusi terkait akses masuk sekolah.
“Sudah beberapa kali ditinjau, bahkan sempat juga ditinjau oleh Bu Neni, wali kota terpilih. Semoga ini cepat direalisasikan,” harapnya.
Pada hari berikutnya, Disdikbud bersama PDAM dan PUPRK Bontang melakukan peninjauan lapangan dan telah menentukan lokasi baru untuk akses masuk sekolah, Jumat (07/02/2025).
Disdikbud Siap Bangunkan Pintu Masuk Baru

Kepala Disdikbud Bontang, Bambang Cipto Mulyon menegaskan, pihaknya segera mengambil langkah untuk mengatasi kekhawatiran pihak sekolah dan orang tua murid.
“Kita akan membuat akses baru, karena tidak bisa dibiarkan terlalu lama berada di area WTP,” ujarnya.
Akses baru tersebut akan dibangun dengan mekanisme penjebolan tembok di bagian depan, tidak jauh dari gerbang utama sebelumnya. Pembangunan gerbang ini direncanakan menggunakan anggaran perubahan dengan kisaran biaya Rp200 juta.
“Kita lakukan penjebolan pada bagian depan, bergeser tidak jauh dari gerbang utama, karena berbahaya kalau tetap di WTP tersebut,” pungkasnya. (*)
Baca Juga
Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Devi Nila Sari