
Dewan menyoroti sistem drainase di Samarinda yang belum terkoneksi sempurna. Sehingga, mempersulit aliran air ketika banjir datang.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Maswedi, menyoroti persoalan banjir yang kembali melanda beberapa kawasan di Ibu Kota Kaltim ini, pasca hujan yang terjadi dengan instensitas tinggi. Menurutnya, banjir tidak datang begitu saja, melainkan merupakan dampak dari sejumlah faktor yang saling berkaitan.
“Hujan kemarin cukup deras dan berlangsung lama. Itu jelas menjadi salah satu pemicu banjir. Tapi lebih dari itu, kita juga harus melihat kondisi drainase kita yang belum seluruhnya terkoneksi,” tutur Maswedi, Rabu (14/5/2025).
Ia menegaskan, sistem drainase yang terputus atau belum menyatu menyebabkan aliran air tersumbat di beberapa titik, sehingga genangan air lebih mudah terjadi. Maswedi optimis, jika jaringan drainase di Samarinda sudah 100 persen tersambung, maka aliran air hujan akan jauh lebih cepat mengalir dan banjir dapat diminimalkan.
“Saat drainase terkoneksi penuh, air bisa langsung mengalir ke sungai atau titik pembuangan lainnya tanpa hambatan. Ini yang harus menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan kota,” ujarnya.
Maswedi: Upaya Penanganan Banjir Tidak Cukup Hanya Mengandalkan Infrastruktur
Selain itu, pemicu terjadinyan banjir pada Senin (12/5/2025) lalu, banjir juga dipicu oleh air Sungai Mahakam sedang dalam kondisi pasang. Hal ini turut memperlambat proses pembuangan air dari dalam kota ke sungai, memperparah genangan di sejumlah titik.
Meskipun begitu, Maswedi mengapresiasi kerja pemerintah dan stakeholder terkait, karena banjir kali ini surut lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja sistem drainase yang sudah diperbaiki sebagian.
“Artinya ada progres. Sistem kita mulai bekerja, walau belum sempurna. Tapi ini perlu terus kita dorong agar lebih baik,” katanya.
Politikus Partai NasDem ini mengingatkan, upaya penanggulangan banjir tidak cukup hanya mengandalkan infrastruktur, tetapi juga harus memperhitungkan aspek pertumbuhan penduduk dan pembangunan kawasan permukiman yang semakin padat.
“Semakin padat kota ini, semakin besar pula beban yang ditanggung sistem drainase. Maka, kita butuh waktu dan perencanaan yang matang untuk benar-benar bisa mengurangi banjir secara signifikan,” tutupnya. (Adv/dprd samarinda/zul)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari