Survei Kesehatan Indonesia 2023 mencatat hanya 4,2% warga Kaltim usia di atas 6 tahun yang menggunakan kacamata. Dinas Kesehatan dorong kesadaran pemeriksaan mata dan penggunaan alat bantu penglihatan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Tingkat penggunaan alat bantu penglihatan di Kalimantan Timur (Kaltim) masih tergolong rendah. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, hanya sekitar 4,2 persen penduduk usia di atas 6 tahun yang menggunakan alat bantu penglihatan, seperti kacamata.
Dengan kata lain, dari setiap 100 orang, baru empat yang menggunakan alat koreksi refraksi. Padahal, dari survei yang sama, prevalensi disabilitas penglihatan pada penduduk usia di atas satu tahun di Kaltim tercatat sebesar 0,6 persen.
Minimnya kesadaran dan akses terhadap pemeriksaan mata serta penggunaan kacamata masih menjadi tantangan besar, terutama di kalangan anak usia sekolah dan para pekerja. Gangguan penglihatan yang tidak ditangani sejak dini dikhawatirkan dapat berdampak pada penurunan kualitas belajar maupun produktivitas kerja.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menekankan pentingnya upaya pencegahan dan penanganan dini terhadap gangguan penglihatan.
“Karena ini bisa menjadi masalah serius jika tidak ditangani sejak dini,” ujarnya dalam sambutan pada kegiatan pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis dalam rangka Hari Kesatuan Gerak (HKG) ke-53 di Samarinda, Sabtu (14/6/2025).
Menanggapi persoalan ini, Pemprov Kaltim bersama TP PKK menggelar program pemeriksaan dan pembagian kacamata gratis kepada masyarakat. Kegiatan ini melibatkan kolaborasi berbagai pihak, seperti RS Mata, IROPIN, PERDAMI, dan kader posyandu untuk menjaring serta melayani masyarakat yang membutuhkan.
“Semoga kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan mata secara rutin dan akses terhadap bantuan optik di Kaltim semakin meningkat,” tutup Jaya. (Adv/Diskominfo Kaltim/YED)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id