Warga di perbatasan Bontang Baru dan Bontang Kuala mengeluhkan debu dan lalu lalang truk pengangkut koral di Jalan Cut Nyak Dien. Aktivitas tersebut dinilai mengganggu kenyamanan dan membahayakan keselamatan.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Aktivitas penyimpanan material koral di kawasan perbatasan RT 09 Kelurahan Bontang Baru dan RT 13 Kelurahan Bontang Kuala, tepatnya di Jalan Cut Nyak Dien, Kecamatan Bontang Utara, dikeluhkan warga sekitar. Selain menimbulkan debu, lalu lalang truk pengangkut koral dianggap mengganggu kenyamanan hingga membahayakan keselamatan warga.
Salah satu warga RT 09, Ibu Wayan, menyampaikan keluhannya kepada media ini. Rumah dan tokonya berada di dekat lokasi penyimpanan. Ia menyebut aktivitas tersebut mulai berlangsung sejak Jumat (20/6/2025) dan sempat menimbulkan kemacetan karena banyaknya truk yang keluar-masuk.
“Kemarin sempat kami keluhkan ke pekerjanya. Sekarang memang sudah agak berkurang, tapi kemarin truk-truk itu sampai menutup toko saya,” ujar Ibu Wayan saat ditemui pada Senin (23/6/2025).
Ia juga khawatir dengan keselamatan anak-anak yang sering bermain di sekitar lokasi. Debu saat cuaca panas dan sisa material yang berceceran di jalan dinilai berpotensi membuat jalanan licin saat hujan.
“Jalan ini sebenarnya hanya untuk mobilisasi warga. Kalau terus-terusan dilewati truk, bisa-bisa rusak,” tambahnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Lurah Bontang Baru, Bagus Susanto, melalui Kepala Seksi Pemerintahan dan Trantibum, Dian Lestari, mengatakan pihaknya belum menerima informasi atau laporan terkait aktivitas penyimpanan koral tersebut. Ia menjelaskan bahwa lokasi penyimpanan masuk dalam wilayah administratif Kelurahan Bontang Kuala.
“Kami belum menerima informasi maupun izin aktivitas itu karena lokasinya memang masuk wilayah Bontang Kuala. Tapi kami sedang berupaya mencari kontak pemiliknya karena rumahnya ada tepat di depan lokasi,” jelas Dian.
Ia menambahkan, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan Kelurahan Bontang Kuala, mengingat kawasan itu juga menjadi akses masuk menuju wilayah wisata Bontang Kuala. (*)
Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Redaksi Akurasi.id