DPRD Samarinda Minta Penanganan Sampah Tak Hanya Dibebankan ke Komunitas

Devi Nila Sari
21 Views
Tampak TPA Sambutan, Kota Samarinda. (Istimewa)

DPRD Samarinda ajak seluruh masyarakat bangun kesadaran tentang pengelolaan sampah. Sebab sampah merupakan masalah bersama, bukan hanya komunitas.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Persoalan sampah di Kota Samarinda kembali menjadi sorotan. Sepanjang 2024, jumlah timbunan sampah di kota ini tercatat telah mencapai lebih 225 ribu ton, atau rata-rata 615 ton per hari. Kondisi ini dinilai sangat memprihatinkan dan membutuhkan penanganan serius dari berbagai pihak.

Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, M Andriansyah menegaskan, penyelesaian masalah sampah tidak bisa hanya mengandalkan komunitas atau kelompok tertentu. Ia mendorong agar seluruh elemen masyarakat, bersama-sama terlibat aktif dalam upaya pengurangan sampah.

“Ini bukan tugas segelintir orang atau komunitas saja. Ini soal kesadaran kolektif. Semua harus terlibat. Jangan ada sekat, yang penting bergerak bersama,” kata Andriansyah.

Menurutnya, perubahan perilaku masyarakat menjadi kunci utama dalam mengurangi volume sampah. Edukasi soal pengelolaan sampah harus dimulai dari lingkup terkecil, yakni rumah tangga.

Ia menilai, jika masyarakat sudah terbiasa memilah sampah sejak dari rumah, maka proses penanganan di tempat pembuangan dementara (TPS) maupun bank sampah akan lebih mudah dijalankan.

“Kalau masyarakat sadar, semua akan jadi lebih ringan. Jangan tunggu ada aturan dulu, tapi mulai dari kesadaran,” ujarnya.

DPRD Samarinda Dorong Aturan Sanksi Pembuang Sampah Sembarangan

Meski begitu, Andriansyah menyebut, regulasi tetap diperlukan sebagai penguat di tahap berikutnya. Ia mengaku, DPRD tengah mendorong penyusunan aturan yang mengatur soal sanksi bagi warga yang membuang sampah sembarangan.

“Regulasinya tetap disiapkan. Tapi kita tidak mau lompat langsung ke sanksi. Harus dibangun dulu kesadaran masyarakat,” terangnya.

Ia juga menyinggung program layanan jemput sampah dari rumah yang sempat dijalankan, namun kini tidak terdengar lagi kelanjutannya. Menurutnya, program semacam itu harus dikawal dan dijalankan secara konsisten.

“Jangan hanya bagus di konsep. Harus dijalankan terus dan ada evaluasi. Kalau cuma jadi ide, ya percuma,” tegasnya.

Andriansyah pun mengajak organisasi masyarakat, dunia usaha, dan seluruh warga Samarinda untuk tidak tinggal diam menghadapi persoalan ini. “Ini tanggung jawab bersama, bukan sektoral,” pungkasnya. (Adv/dprdsamarinda/zul)

Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *