Pihak DPMPTSP Bontang optimistis target realisasi investasi di 2025 dapat tercapai dengan tetap menjaga komunikasi terbuka dengan investor.
Kaltim.akurasi.id, Bontang – Realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kota Bontang pada 2024 menunjukkan sektor industri masih menjadi primadona. Berdasarkan data yang dipaparkan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bontang, nilai investasi terbesar datang dari sektor industri lainnya yang mencapai Rp96,2 miliar.
“Investasi asing di sektor industri tetap menunjukkan minat tinggi, karena potensi kawasan industri Bontang dinilai sangat strategis, baik dari segi infrastruktur pendukung maupun akses logistik,” jelas Karel, Analis Kebijakan Ahli Madya Bidang Penanaman Modal DPMPTSP Bontang, Selasa (1/7/2025).
Selain itu, sektor industri makanan menempati posisi kedua dengan nilai Rp35 miliar. Disusul industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi senilai Rp6,4 miliar. Sementara di sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran mencatat Rp782 juta, serta sektor hotel dan restoran dengan Rp647 juta.
Karel menegaskan, meski dominasi investasi asing masih bertumpu pada sektor industri, Pemerintah Kota Bontang melalui DPMPTSP tetap berupaya membuka peluang lebih luas di sektor lain. Terutama pariwisata, jasa, dan perdagangan.
“Kami berupaya agar investasi tidak hanya berpusat pada industri besar, tetapi juga merata ke sektor UMK dan layanan publik. Sehingga dampak ekonominya bisa lebih dirasakan masyarakat,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa DPMPTSP terus memperkuat layanan konsultasi publik dan pendampingan perizinan melalui sistem Online Single Submission (OSS), agar proses legalitas usaha bagi investor asing semakin mudah dan transparan. Hal ini sejalan dengan program sebelumnya yang menitikberatkan pada percepatan perizinan serta peningkatan kepercayaan publik terhadap pelayanan investasi di Bontang.
Menurut Karel, tren investasi asing di sektor industri makanan patut diapresiasi. Karena menunjukkan adanya ketertarikan investor untuk mendukung rantai pasok pangan lokal.
“Ini peluang yang harus kita dorong terus, karena berdampak langsung pada kesejahteraan petani, nelayan, dan UMK di sektor pangan,” tambahnya.
Pihak DPMPTSP Bontang optimistis target realisasi investasi di 2025 dapat tercapai dengan tetap menjaga komunikasi terbuka dengan investor. Karel pun mengajak para pelaku usaha memanfaatkan forum konsultasi publik yang digelar rutin agar setiap kendala perizinan dapat diatasi lebih cepat.
“Ayo kita bangun iklim investasi yang kondusif, akuntabel, dan berkelanjutan, sehingga Bontang bisa terus tumbuh sebagai kota ramah investasi,” tutup Karel. (adv/dpmptspbontang/cha/uci)
Penulis: Siti Rosidah More
Editor: Suci Surya Dewi