Kaltim Cetak Rekor di Hari Batik Nasional: Sukses Membatik Kain Sepanjang 54 Meter

Devi Nila Sari
50 Views

Kaltim menjadi salah satu provinsi yang turut memaknai Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober. Dengan pemecahan rekor membatik terpanjang se Kaltim.

Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Agenda membatik yang diinisiasi oleh SMA Islam milik Yayasan Pendidikan Islam, kini mencetak rekor terpanjang yang pernah ada di Kaltim. Acara ini dihelat bertepatan dengan Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober.

Momentum ini turut disaksikan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim Muhammad Faisal dan Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso. Serta, melibatkan partisipasi tak kurang dari 300 peserta yang merupakan siswa, guru, dan tamu undangan.

Yang turut melukis kain batik dengan corak khas Kaltim. Seperti, flora dan fauna khas Kalimantan, senajata khas Kalimantan, serta ukiran khas Dayak.

Dalam kesempatan itu, Muhammad Faisal turut mengapresiasi, langkah SMA Islam yang menjadi penggerak acara pemecahan rekor membatik sepanjang 54 meter ini. Sehingga ke depannya, bisa memantik sekolah lainnya di Kaltim. Untuk turut melestarikan batik yang menjadi warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia.

“Momen hari batik nasional itu dulu yang kita catat bahwa kita sudah syi’ar ke semua orang memakai batik, dan ini sebuah contoh bagi kita. Ini luar biasa SMA Islam sudah memulai membuat rekor terpanjang di Kaltim. Mudah-mudahan ini jadi pengungkit untuk tahun depan kita bisa berkolaborasi, bersama-sama semua sekolah,” ujar Faisal usai terjun langsung mengukir batik dengan canting.

Perkembangan Batik Kaltim Setara dengan Kelas Nasional

Ia pun memastikan, bukan tidak mungkin jika nantinya Kaltim juga bisa mencetak rekor muri seperti di Jakarta dan Solo yang bisa melibatkan 9 ribuan orang, untuk membatik. Sehingga, ia berharap, tahun depan ada partisipasi dari para pelajar tingkat SD hingga SMA sederajat untuk mengimplementasikan membatik.

“Tidak harus pakai canting, pakai kuas juga bisa. Kalau bisa cetak rekor muri, kita juga yang bangga kan,” tegas Faisal.

Selain itu, ia juga memastikan, perkembangan batik di Kaltim saat ini sudah bisa setara dengan batik-batik lainnya berkelas nasional. Seperti batik khas Kota Samarinda, batik Kabupaten Berau yang khas dengan putri maluang, batik beras basah dari Kota Bontang, serta kota/kabupaten lainnya yang juga memiliki ciri khas tersendiri.

“Jadi sekarang sudah keren-keren batiknya, berkelas nasional, baik degradasi warna, mengangkat budaya-budaya dan kekhasan daerah,” sebutnya.

Ia sendiri mengakui, setiap batik memiliki filosofinya tersendiri. Sehingga, hal inilah yang di angkat dalam setiap pembuatan batik di berbagai kota/kabupaten di Kaltim. Serta, patut menjadi warisan yang dibanggakan di mata dunia.

“Ada sebuah ceritanya masing-masing, di Berau dengan penyu, di Bontang dengan burung kuntul. Meskipun sebenarnya kita di Kaltim terhitung baru, tapi perkembangan dan potensi pasarnya bagus. Karena rata-rata kan, orang akan bangga kalau memakai busana batik dengan corak atau motif yang khas,” pungkasnya. (*/adv/diskominfokaltim/gzy)

Penulis/Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *