
Melihat Kehidupan Para Lansia PSTW Nirwana Puri Menjaga Pola Hidup Sehat di Tengah Pandemi. Selama masa pagebluk, PSTW Nirwana Puri memilih tidak menerima kunjungan. Usia yang kian menua, membuat paparan penyakit kian renta pada para lansia jadi pertimbangan.
Akurasi.id, Samarinda – Rentannya fisik orang lanjut usia atau kerap disebut lansia membuat mereka lebih mudah terpapar berbagai penyakit. Tidak terkecuali wabah Covid-19. Keadaan inipun membuat lansia harus benar-benar menjaga diri dan kesehatannya. Sebab, paparan Covid-19 yang dibarengi rendahnya imunitas dan penyakit bawaan akan berdampak fatal bagi lansia.
Hal inipun mendasari Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Nirwana Puri yang berada di Jalan Mayjend Sutoyo, lebih memilih untuk melakukan pembatasan interaksi dengan masyarakat luar yang kerap melakukan kunjungan. Lantaran tak ingin risiko terpaparnya 110 lansia yang berada di bawah naungan Dinas Sosial (Dinsos) Kaltim tersebut.
Kepala UPTD PSTW Nirwana Puri Samarinda Sri Wahyuni mengatakan, untuk perawatan, biasanya sebulan sekali puskesmas dan dokter jiwa melakukan kunjungan untuk memeriksa kesehatan lansia di panti tersebut. Namun, kini kunjungan terebut dibatasi mengingat situasi dan kondisi saat ini.
“Jadi betul-betul memutus lansia di sini untuk bertemu pihak luar. Kalau pun terpaksa, misalnya ada keluhan sakit dan sebagainya, maka kami akan membawa ke puskesmas atau klinik. Jadi misalnya mbahnya ada keluahan, itu dibawa ke sana dan mendapat resep dari sana, kami tebuskan obat,” terangnya saat dikunjungi media ini, Kamis (5/8/2021).
Pembatasan kunjungan, juga berlaku bagi beberapa lembaga yang kerap melakukan kunjungan sosial, untuk pemeriksaan kesehatan atau berbagi makanan di Panti Lansia yang terletak di Jalan Eks Remaja itu.
“Kami mohon maaf untuk sementara kami batasi dulu. Bahkan jika ada yang mau memberikan bantuan sosial kami batasi mengingat lansia itu rentan. Tidak kami izinkan kontak langsung, kalau dokumentasi bisa dilakukan petugas. Lantaran pernah ada lansia yang terpapar,” tutur dia.
Selain melakukan pembatasan interaksi dengan pihak luar, selama pandemi pihaknya juga memberikan pelayanan ekstra kepada para lansia. Pelayanan ekstra yang dimaksud adalah dengan melakukan penguatan imunitas lansia dengan senam pagi setiap dua kali seminggu.
[irp]
“Selain itu kami juga berinisiatif memenuhi nutrisi klien dengan pemberian vitamin, jus, dan susu. Biasanya untuk jus kami berikan tiga kali seminggu. Sedangkan senam jantung sehat itu setiap Rabu dan Sabut,” ucapnya.
Lantaran berurusan dengan lansia, wanita berhijab yang kerap disapa Yuni ini mengaku perlu strategi dalam pemberian nutrisi kepada lansia. Misal, ketika lansia tak mau meminum jus buah yang diberikan, maka pihaknya akan menawarkan alternatif lain. Itu dilakukan agar asupan nutrisi lansia terus terjaga.
[irp]
“Jadi misalnya mbahnya tidak mau minum jus buah, kami tidak serta merta diam dan mengiyakan. Ditanya lagi, mbahnya mau apa. Karena ada juga mbahnya yang minta diberi jamu. Maka kami sediakan jamu. Kalau diberi buah segar kadang tidak mungkin juga, karena kebanyakan mbahnya di sini ompong,” paparnya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Redaksi Akurasi.id