Gerustik terus berupaya melakukan kampanye pengurangan konsumsi plastik. Salah satunya, melaui lomba video pendek di tingkat pelajar SMA.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Program Studi Pembangunan Sosial (FISIP) Universitas Mulawarman menyelenggarakan penerimaan hadiah lomba pembuatan video pendek tentang Gerakan Pengurangan Sampah Plastik (GERUSTIK), Jumat (20/1/2023). Acara tersebut dihadiri oleh siswa/siswi dan guru pendamping sekolah pemenang lomba pembuatan video pendek Gerustik.
Dalam acara tersebut, Wakil Dekan 1 FISIP UNMUL I Ketut Gunawan memberi sambutan. Sekaligus membuka acara seremoni penerimaan hadiah menyampaikan apresiasinya kepada Prodi Pembangunan sosial dan peserta lomba Gerustik.
Menurutnya, selain menumbuh kembangkan kreativitas. Lomba ini sangat penting untuk membangun kesadaran siswa siswi SMA/Sederajat untuk mengkampanyekan pengurangan penggunaan konsumsi peralatan berbahan plastik.
“Lomba ini memadukan kemampuan membuat konsep gerustik sekaligus skill penggunaan IT” tuturnya (jumat/20/1/2023).
Gerustik Jalin Kerja Sama dengan SMA se-Kaltim
Sebelumnya, Koordinator Program Studi Pembangunan Sosial, FISIP-UNMUL Sukapti menjelaskan sejarah terbentuknya Gerustik. Sebagai media gerakan pengurangan sampah plastik di PS-Pemsos.
Ia menjelaskan, bahwa kegiatan Gerustik yang bermitra dengan sekolah bukan kali ini saja. Sebelumnya, Gerustik juga bekerjasama dengan SMA/sederajat Se-Kalimantan Timur. Dalam kegiatan bagi-bagi tas yang berbahan baku non plastik untuk dibagikan kepada para siswa siswi di sekolah.
Juara 1 diraih oleh MAN 1 Samarinda, juara 2 diraih oleh SMA Islam Samarinda, dan juara 3 diraih oleh SMAN 6 Samarinda. Para pemenang lomba diberikan plakat, sertifikat penghargaan dan uang pembinaan masing-masing juara 1 sebesar Rp3 juta, juara 2 sebesar Rp1,5 juta, dan juara 3 sebesar Rp1 juta.
Lomba ini bertujuan untuk membangun kesadaran kepada siswa tingkat SMA/sederajat Se-Kota Samarinda. tentang pentingnya menjaga kebersihan dan keseimbangan lingkungan dengan cara mengurangi penggunaan bahan yg terbuat dari plastik.
“kami membuat video hanya menggunakan HP, tripod dan lama pembuatannya sekitar 1 minggu” tutur siswi perwakilan dari SMA N 6 Samarinda, Jumat (20/1/2023).
“Kunci utama dari sampah itu adalah kesadaran. Jika kita mau studi banding tidak usah keluar negeri, di Indonesia ini ada. Salah satu guru dari sekolah kami pernah berkunjung ke salah satu desa di Bali yang dinobatkan sebagai desa terbersih. Dari foto yang di share kelihatan desa itu hijau tidak ada sampah berserakan. Jadi kuncinya adalah kesadaran” tutur guru SMA Islam Samarinda.
Di sisi lain, pengalaman lomba juga disampaikan oleh salah seorang guru pendamping yang bertugas melatih kemampuan jurnalistik dan videografi di sekolah.
“Informasi Gerustik kami dapatkan dari grup guru-guru geografi. Kami punya eskul namanya jurnalistik, yang salah satu bidangnya adalah videografi. Mereka memang punya latihan rutin sekali dalam satu minggu. Menurut saya video pendek ini kategori paling berat daripada lomba-lomba yang lain” tutur guru pendamping dari MAN 1 Samarinda. (*)
Penulis/Editor: Devi Nila Sari