
Persyaratan penerbangan dilonggarkan, transportasi udara penyumbang inflasi Kaltim November 2021. Tarif angkutan udara merupakan komoditas utama penyumbang inflasi Kaltim bulan ini dengan kenaikan harga sebesar 10,76 persen (mtm) dan andil 0,15 persen (mtm) terhadap pembentukan inflasi Kaltim.
Akurasi.id, Samarinda – Kalimantan Timur mengalami inflasi rendah dan terkendali di bawah inflasi nasional, pada November 2021. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim pada November 2021 tercatat inflasi sebesar 0,17 persen (mtm) lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya sebear 0,04 persen (mtm).
Secara tahunan, inflasi IHK November 2021 tercatat sebesar 1,71 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang berada pada 1,91 persen (yoy) dan nasional yang berada pada 1,75 persen (yoy). Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi November 2021 utamanya bersumber dari kenaikan harga kelompok transportasi setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi yang cukup dalam.
“Semakin persyaratan penerbangan dilonggarkan persyaratan perjalanan dikarenakan telah melandainya penyebaran Covid-19 menjadi faktor pendorong inflasi pada kelompok transportasi,” terang Kepada Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono.
Kelompok transportasi tercatat mengalami inflasi sebesar 1,30 persen (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,12 persen (mtm), di mana kelompok transportasi merupakan kelompok dengan tingkat inflasi tertinggi pada bulan ini.
Secara spesifik, tarif angkutan udara merupakan komoditas utama penyumbang inflasi Kaltim bulan ini dengan kenaikan harga sebesar 10,76 persen (mtm) dan andil 0,15 persen (mtm) terhadap pembentukan inflasi Kaltim.
Hal ini lantaran pelonggaran syarat perjalanan, terutama untuk moda transportasi udara dibandingkan bulan sebelumnya. Mendorong masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas perjalanan baik untuk melakukan perjalanan dinas maupun pribadi.
[irp]
“Sementara untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat masih mengalami deflasi,” sebutnya.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat deflasi sebesar 0,12 persen (mtm) tidak sedalam deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,30 persen (mtm). Adapun komoditas utama penyumbang deflasi dari kelompok tersebut adalah kangkung dan ikan layang/benggol.
Kedua komoditas tersebut masing-masing mempunyai andil deflasi sebesar 0,06 persen (mtm) dan 0,04 persen (mtm) dengan tingkat penurunan harga mencapai 20,71 persen dan 4,40 persen. Berlanjutnya deflasi pada komoditas pangan tersebut disebabkan oleh melimpahnya pasokan di tengah permintaan yang masih terpantau relatif stabil.
Dalam rangka menjaga stabilitas harga dan ketersediaan kebutuhan pokok pada masa pandemi dan menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal 2021 serta Tahun Baru 2022, telah dilakukan rapat koordinasi dalam kerangka Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kaltim.
[irp]
Selain itu, juga terselenggara Workshop Penguatan Jaringan Distribusi Pangan dan serta rakor dan Sinkronisasi Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD).
“Rencana kerja sama antar daerah (KAD) terus diperkuat untuk mengendalikan inflasi di Kaltim. Baik melalui penandatanganan KAD sapi potong dengan NTT maupun rapat koordinasi rencana KAD dengan Sulawesi Barat,” pungkasnya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Redaksi