Abdul Rahman mengaku bahwa dirinya tidak mengetahui kalau untuk akses masuk menggunakan identitas pengenal. Sehingga warga asli Dayak ini ditolak protokol keamanan untuk masuk ke Istana Negara IKN.
Kaltim.akurasi.id, Penajam Paser Utara – Upacara Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN) dimulai pukul 10.00 Wita. Namun, masih banyak perwakilan warga lokal yang tidak mendapatkan identitas berupa ID card untuk akses masuk ke dalam Istana Negara di IKN.
Hal ini diungkapkan salah seorang warga asli Dayak, Abdul Rahman. kepada Akurasi.id, dengan kecewa dia mengungkapkan belum mendapatkan kepastian untuk ikut serta menghadiri upacara HUT ke-79 RI. Ia menyampaikan sempat berangkat terlebih dahulu bersama rombongan keluarga menuju Istana Negara. Namun, sesampainya di depan gerbang masuk ke Istana, dirinya dihadang dan disuruh untuk pulang kembali dengan alasan tidak memiliki ID card.
Dirinya mengaku bahwa tidak mengetahui kalau untuk akses masuk menggunakan identitas pengenal tersebut. Kepala keluarga itu mengaku tidak bisa ikut rombongan bus karena tidak memiliki ID card. Walaupun begitu, ia berharap bisa ikut dan menyaksikan kemeriahan kemerdekaan di IKN.
Bahkan dia mengaku ada puluhan warga asli Dayak yang juga belum mendapatkan kepastian untuk ikut dalam perwakilan warga Sepaku untuk menghadiri upacara di Istana Negara IKN. Pun demikian, ia mengungkapkan seharusnya warga asli Kaltim khususnya Sepaku di utamakan. Karena kemeriahan perdana di IKN menjadi tempat bagi warga sini sebagai hiburan.
“Saya tidak tahu, kalau harus didata. Sampai disini saya baru tahu. Kita sekitar 40 orang asli Dayak yang belum masuk,” ujarnya kepada wartawan Akurasi.id, saat menunggu kepastian keberangkatan di depan Kantor Camat Sepaku, Sabtu (17/8/2024).
Dirinya mengungkapkan akan tetap menerima kalaupun tidak diperbolehkan masuk. Dirinya akan menerima kondisi tersebut dengan sabar. Menurutnya hal tersebut dilakukan protokol pemerintah lantaran harus menjalankan dan mengamankan situasi di lokasi upacara.
“Terima dengan legowo lagi, mau gimana. Kita ngomong keras juga percuma. Mau dilawan juga bukan hak kita,” ujarnya. (*)
Penulis: Dhion
Editor: Redaksi Akurasi.id