Anggota DPD RI Soroti Mahalnya Harga Kedelai, Aji Mawar: Bikin Resah Masyarakat

kaltim_akurasi
1 View
Anggota DPD RI Aji Mawar saat mendatangi produsen tempe di Samarinda dalam kegiatan reses. (Istimewa)
Anggota DPD RI Aji Mawar saat mendatangi produsen tempe di Samarinda dalam kegiatan reses. (Istimewa)
Anggota DPD RI Aji Mawar saat mendatangi produsen tempe di Samarinda dalam kegiatan reses. (Istimewa)

Anggota DPD RI Aji Mirni Mawarni sebut, sejak 2019 harga kedelai terus naik. Tahun ini merupakan lonjakan tertinggi. Jika sebelumnya harga kedelai 1 karung seharga Rp370 ribu. Kini, harganya menjadi Rp500 hingga Rp600 ribu per karungnya.

Akurasi.id, Samarinda – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Aji Mirni Mawarni menyoroti persoalan mahalnya harga kedelai dalam beberapa pekan terakhir. Hal inipun berdampak kepada produksi produsen tempe di seluruh daerah, termasuk Kaltim.

Sebab, kenaikan harga kedelai ini cukup signifikan. Jika sebelumnya harga kedelai 1 karung (50 kg) seharga Rp370 ribu. Kini, harganya naik menjadi Rp500 hingga Rp600 ribu per karungnya.

[irp]

“Alhasil, produsen tempe terpaksa mengurangi ukuran karena tidak bisa menaikkan harga sehingga keuntungan produsen semakin tipis,” kata Senator Aji Mawar saat mendatangi salah satu produsen tempe di Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda dalam kegiatan reses.

Ia mengatakan, sebagian warga di Kelurahan Gunung Lingai merupakan produsen tempe. Sehingga, mereka juga terkena dampak dari kenaikan bahan baku selama dua minggu kebelakang. “Kenaikan harga kedelai membuat penghasilan para produsen menurun,” imbuhnya.

Sejak 2019 harga kedelai terus naik dan tahun ini merupakan lonjakan tertinggi. Oleh karena itu, Aji Mawar mempertanyakan kontrol harga dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI. “Karena setiap tahun harga kedelai terus naik dan hal ini kerap dikeluhkan produsen tempe,” ujarnya.

Selain itu, Aji Mawar juga berharap pada Kementerian Pertanian (Kementan) RI agar memiliki program khusus untuk para petani kedelai seperti pembinaan dan peningkatan kualitas dan kuantitas kedelai guna menekan angka impor ke depannya.

“Saya harap seluruh stakeholder terkait dapat menaruh perhatian serius atas permasalahan ini. Sebab, ini meresahkan produsen tempe dan masyarakat,” kata dia.

Lebih lanjut, Aji Mawar juga menaruh perhatian terhadap lokasi penghasil tempe di Kota Tepian. Karena, lokasi pabrik tempe turut terkena dampak jalur pelebaran dan pengerukan Sungai Karang Mumus. Oleh sebab itu, para produsen tempe berharap pemerintah dapat membantu merelokasi tempat mereka agar produksi tempe tetap berjalan secara maksimal.

[irp]

“Harus ada tempat yang disediakan bagi produsen tempe agar tidak mematikan usaha yang telah dijalankan selama ini,” kata dia. (*)

Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *