Rudy Mas’ud Sebut, Dengan Alokasi Dana yang Tepat, Pemerintah Dapat Bantu Ringankan Beban Mahasiswa.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Janji Mendikbudristek, Nadiem Makarim, yang bakal menghentikan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) disebut mahasiswa hanya ‘omong kosong’ selama Pemendikbudristek nomor 2 tahun 2024 tidak dicabut.
Sejumlah calon mahasiswa baru (camaba) maupun mahasiswa lama di beberapa universitas negeri merasakan dampak kenaikan UKT.
Merespon hal itu, Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Kaltim, Rudy Mas’ud mengatakan, pentingnya peran pemerintah daerah dalam mendukung program UKT.
Rudy Mas’ud menyebut, dengan alokasi dana yang tepat, pemerintah daerah dapat membantu meringankan beban UKT bagi mahasiswa. Ini terutama berlaku bagi daerah yang memiliki sumber daya keuangan yang memadai. Dengan demikian, mahasiswa dari keluarga kurang mampu memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menyelesaikan pendidikan mereka hingga jenjang sarjana.
“UKT ini kan tanggung jawab bersama, makanya daerah-daerah yang memiliki APBD yang cukup mestinya bisa membantu bagaimana dalam melaksanakan program-program ini agar mahasiswa ini bisa menyelesaikan kuliah hingga sarjana,” kata Rudy Mas’ud, Jumat (5/7/2024).
Lebih lanjut, dia menyoroti rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia. Dirinya menyebut, hanya kurang dari 7 persen penduduk Indonesia yang memiliki pendidikan tinggi. Selain itu, jumlah mahasiswa yang berhasil menyelesaikan jenjang S1, S2, dan S3 masih sangat rendah.
“Sementara untuk mahasiswanya sendiri yang lulus S1, S2, dan S3 masih terlalu rendah. Jadi ini menjadi persoalan,” jelasnya.
Masalah ini, menurut Rudy Mas’ud, merupakan tantangan besar yang harus diatasi untuk memutus rantai kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Maka untuk bisa memutus rantai kemiskinan dan rendahnya pendidikan ini, mantan presiden BJ Habibie menyampaikan jalan satu-satunya hanya melalui pendidikan. Sebab, pendidikan ini adalah hal yang sangat fundamental untuk bisa mencerdaskan kehidupan bangsa,” tutupnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id