Kasus Covid-19 Landai, Dinkes Kaltim Khawatir Euforia Masyarakat Berdampak Kenaikan Kasus Baru

kaltim_akurasi
3 Views
Kepala Dinkes Kaltim Padilla Mante Runa saat berbicara mengenai Covid-19 di Kaltim. (Devi Nila Sari/Akurasi.id)
Kasus Covid-19 Landai, Dinkes Kaltim Khawatir Euforia Masyarakat Berdampak Kenaikan Kasus Baru
Kepala Dinkes Kaltim Padilla Mante Runa saat berbicara mengenai Covid-19 di Kaltim. (Devi Nila Sari/Akurasi.id)

Kasus Covid-19 landai, Dinkes Kaltim khawatir euforia masyarakat berdampak kenaikan kasus baru. Hingga saat ini pun cakupan vaksin masyarakat Kaltim masih rendah yaitu 36 persen. Belum mampu mencapai tingkat kekebalan kelompok atau herd imunity menurut standar WHO minimal 70 persen.

Kaltim.Akurasi.id, SamarindaKasus Covid-19 landai di Kaltim dalam beberapa pekan terakhir, membuat beberapa kabupaten/kota di Kaltim mengalami penurunan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Penurunan status PPKM ini termuat dalam Instruksi Mendagri (Inmendagri) Nomor Instruksi Menteri Dalam Negeri (inmendagri) nomor 44 tahun 2021.

Dalam Inmendagri tersebut, status Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Timur turun menjadi level 2. Sementara itu, Kabupaten/kota yang masuk PPKM Level 3 yaitu Paser, Berau, Kutai Barat, Penajam Paser Utara, Mahakam Ulu dan Bontang. Sedangkan Balikpapan dan Kutai Kartanegara masih berada di Level 4.

Merujuk data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, angka kasus terkonfirmasi Covid-19 sepekan terakhir juga mengalami penurunan fluktuatif. Hingga 21 September 2021, angka terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 155.953 kasus. Sedangkan angka kesembuhan hingga saat ini mencapai 148.733 dengan angka kematian mencapai 5.347 kasus.

Meski kasus Covid-19 dan PPKM telah mengalami penurunan secara keseluruhan, tampaknya hal ini tetap membuat Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim Padillah Mante Runa waswas. Berkaca pada kenaikan kasus pada Juni 2021 lalu, ia khawatir akan euforia masyarakat yang dapat berdampak kenaikan kasus.

“Sekarang yang saya takutkan kalau semua sudah turun animo masyarakat bisa kita lihat, seperti di Jawa berbondong-bondong pergi rekreasi. Euforia berlebihan. Istilahnya habis dikurung kemudian dilepas, gimana?. Sebenarnya tidak apa-apa, tapi tetap prokesnya dijaga,” ucapnya.

[irp]

Di sisi lain, hingga saat ini pun cakupan vaksin masyarakat Kaltim masih rendah yaitu 36 persen. Belum mampu mencapai tingkat kekebalan kelompok atau herd imunity menurut standar WHO minimal 70 persen.

Namun demikian, ia menegaskan, untuk saat ini distribusi vaksin di Kaltim mulai lancar. Ia pun optimis Kaltim mampu mencapai herd imunity hingga akhir tahun selama distribusi tak terkendala dan selalu datang tiap pekannya.

[irp]

“Targetnya Pak Jokowi kan 70 persen hingga akhir tahun. Makanya ini juga yang kami kejar, bisa saja selama distribusi vaksinnya lancar. Tapi ini yang saya usulkan diutamakan untuk pelajar dulu,” pungkasnya. (*)

Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Rachman W

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *