
Masalah SMAN 10 tak kunjung usai, gubernur setuju pemindahan, dewan minta jangan pindah. Isran Noor tetap tegas dan berpegang teguh kepada keputusannya, yaitu SMAN 10 harus pindah ke Kampus B di Jalan Perjuangan.
Akurasi.id, Samarinda – Masalah SMAN 10 tak kunjung usai. Proses pemindahan SMAN 10 Melati di Samarinda Seberang belum juga temui titik terang. Lantaran, hingga kini siswa beserta guru SMA 10 belum menerima keputusan pemindahan Kampus A di Jalan HAM Rifaddin ke Kampus B di Jalan Perjuangan.
Hal ini pun berujung aksi demonstrasi yang dilakukan oleh pihak sekolah SMAN 10 beserta siswanya. Dengan tuntutan, penolakan pemindahan SMAN 10 dan posisi belajar mengajar siswa tetap di Samarinda Seberang.
Puluhan massa yang terdiri dari orang tua, guru, dan siswa pun memenuhi halaman dan sepanjang jalan di sekitar SMAN 10. Sebagai bukti keseriusan dan keinginan kuat agar sekolah tak dipindahkan.
Dalam hal ini, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Ya’qub sependapat dengan keinginan sekolah dan siswa, bahwa SMAN 10 harus tetap berada di Samarinda Seberang. Ia pun mengemukakan beberapa pertimbangan dibalik rekomendasi yang dikemukakannya itu.
Pertama, lantaran keberadaan SMAN 10 memang sangat diperlukan oleh 3 kecamatan di kawasan tersebut, di antaranya Kecamatan Loa Jalan Ilir, Kecamatan Samarinda Seberang dan Kecamatan Palaran. Di mana, kawasan tersebut hingga kini memang kekurangan SMA untuk melanjutkan pendidikan berdasarkan sistem zonasi. Sehingga belum mampu menampung total keseluruhan lulusan siswa SMP.
Untuk diketahui, jumlah lulusan SMP di kawasan tersebut berada di kisaran 1.500-2.500 siswa per tahunnya. Sedangkan daya tampung SMA di sekitar kawasan tersebut hanya mampu menerima sekitar 1.500 siswa.
[irp]
“Dengan adanya SMAN 10 saja mereka masih kekurangan daya tampung. Sebenarnya 3 kecamatan itu sudah kekurangan sekolah, kalau SMAN 10 dipindah ke mana sisa 1.000 lulusan SMP akan melanjutkan sekolahnya. Pasti tercecer ke mana-mana, hingga ke kota,” jelasnya.
Selain itu, ia menuturkan, apabila sekolah SMAN 10 Kampus A dipindah ke Kampus B maka akan berdampak kepada lalu lintas di Kota Samarinda. Mengingat, akan ada aktivitas sibuk mengantar anak sekolah di pagi hari yang tak dapat dihindari.
Dikhawatirkan, perihal ini akan menyumbang kemacetan di beberapa titik. Seperti yang terjadi di Jalan Juanda ketika pagi dan siang hari, saat antar jemput anak sekolah lantaran di kawasan tersebut terdapat beberapa sekolah dengan lokasi berdekatan. Kemacetan tak dapat dihindari lantaran ribuan anak pulang sekolah dibarengi dengan aktivitas penjemputan yang menambah padat jalur kendaraan.
[irp]
Di sisi lain, orang tua pun akan turut terbebani akan perihal ini. Mengingat, selain mengurus anak dan keluarga rata-rata orang tua di Samarinda adalah pekerja. Kemudian, akan menambah pengeluaran apabila menggunakan transportasi umum.
“Jadi rekomendasi saya SMAN 10 tetap di Samarinda Seberang, tidak perlu dipindah. Makanya, semua aspirasi sekolah sudah kami rekam. Nanti pimpinan dewan akan menyampaikan ke Pak Gubernur dan mungkin membicarakan jalan keluar atas permasalahan ini,” paparnya.
Menyikapi perihal perpindahan SMAN 10, Gubernur Kaltim Isran Noor tak bergeming. Ia tetap tegas dan berpegang teguh kepada keputusannya, yaitu SMAN 10 harus pindah ke Kampus B di Jalan Perjuangan.
[irp]
“Kalau alasannya jauh itu sudah biasa. Kita dulu juga begitu. Maka dari itu kebijakannya harus tetap pindah. Karena masalah ini sudah terlalu berlama-lama,” tegasnya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Rachman W