Pasca Banjir, Suplai Makanan Terkendala karena Tak Ada Dapur Umum di Bontang

Fajri
By
7 Views
Foto : Kondisi Banjir di Perum Bontang Permai akibat turap jebol. Tinggi air hingga paha orang dewasa pada Minggu 6 April 2025. (Dwi Kurniawan Nugroho/Akurasi.id)

BPBD Bontang akui kesulitan suplai makanan pasca banjir karena tak ada dapur umum. Warga terdampak terpaksa menunggu makanan siap saji.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Kekurangan suplai makanan siap santap terjadi di beberapa titik wilayah Kelurahan Api-Api, pasca banjir yang melanda pada Minggu (6/4/2025). Kondisi ini diperparah oleh banyaknya warung makan yang tutup usai perayaan Lebaran.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bontang, Eko Mashudi, mengatakan pihaknya kesulitan menyalurkan makanan kepada warga terdampak banjir, terutama mereka yang tidak dapat menggunakan dapur akibat rumah terendam.

“Selama ini kami hanya mengandalkan warung-warung yang ada di wilayah Kota Bontang. Tapi karena banyak yang tutup pasca Lebaran, suplai makanan jadi terkendala,” ujar Eko saat dihubungi, Senin (7/4/2025).

Ia mengungkapkan bahwa Kota Bontang belum memiliki fasilitas dapur umum permanen di tiap kelurahan. Padahal, menurutnya, dapur umum sangat penting sebagai bentuk mitigasi bencana, khususnya untuk daerah rawan banjir.

“Ada mobil dapur umum milik Dinsos, tapi sekarang tidak pernah dipakai. Saya juga tidak tahu apakah kondisinya rusak atau seperti apa,” lanjutnya.

Eko menjelaskan bahwa penyediaan dapur umum merupakan kewenangan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat. Ia juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan sumber daya yang sudah tersedia, seperti hasil pelatihan dapur umum yang pernah dilaksanakan di kelurahan-kelurahan.

“Dulu sempat ada pelatihan dapur umum oleh kelurahan, tapi saya belum tahu kelanjutannya seperti apa,” ucapnya.

Ia berharap ke depan setiap kelurahan bisa memiliki dapur umum yang aktif dan siap digunakan dalam kondisi darurat. Hal ini penting mengingat banjir merupakan bencana yang cukup sering terjadi di Kota Taman.

“Selama ini kami selalu berkoordinasi dengan Dinas Sosial. Mereka menyalurkan bahan makanan mentah ke pihak kelurahan, lalu diteruskan ke warga. Tapi kalau dapur masyarakat ikut terendam, ya tetap tidak bisa dipakai,” tuturnya.

Berdasarkan data yang diterima BPBD hingga pukul 13.00 WITA hari ini, tercatat sebanyak 824 rumah terdampak banjir. Namun jumlah total warga terdampak bisa lebih banyak jika dihitung berdasarkan rumah yang dapurnya terendam, halaman yang tergenang, atau akses jalan yang terputus.

“Kalau yang terdampak dapurnya saja, atau sekadar halaman dan jalan aksesnya, jumlahnya tentu lebih dari itu,” jelasnya. (*)

Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *