Lahan digarap puluhan tahun kini masuk HGU PT Belantara Subur. Ratusan warga turun ke jalan menuntut keadilan dan perlindungan hak atas tanah.
Kaltim.akurasi.id, Penajam Paser Utara – Ratusan warga dari Kelurahan Sepan, Bukit Subur, Sotek, dan Riko menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Senin (19/05/2025). Aksi ini dipicu kekhawatiran warga atas nasib lahan mereka yang masuk dalam Hak Guna Usaha (HGU) PT Belantara Subur (PT BS).
Dengan mengendarai truk dan membawa spanduk tuntutan, massa aksi tiba di lokasi sejak pukul 10.00 WITA. Mereka menyuarakan keresahan atas lahan yang selama puluhan tahun telah dikelola menjadi kebun sawit, karet, dan tanaman buah, namun kini masuk dalam area konsesi perusahaan.
Sementara massa menyampaikan orasi di luar gedung, sejumlah perwakilan warga mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD PPU dan pihak PT BS. Dalam forum tersebut, warga menuntut kejelasan status hukum atas lahan yang menjadi satu-satunya sumber penghidupan mereka.
Tak hanya soal hak lahan, warga juga menyoroti dampak lingkungan akibat aktivitas perusahaan. Mereka menyebut banjir rutin terjadi di Bukit Subur sejak lahan digunakan untuk industri kehutanan. Salah satu RT bahkan terisolasi karena akses jalan rusak dan berlumpur.
Baca Juga
“Sampai pemerintah sempat beri bantuan makanan karena warga tidak bisa keluar membeli bahan pokok,” kata salah satu warga dalam aksi tersebut.
Diketahui, dari total 16.000 hektare HGU milik PT Belantara Subur, sekitar 8.000 hektare di antaranya merupakan lahan yang diklaim dan telah dikelola oleh warga empat wilayah tersebut.
Mereka berharap DPRD dan Pemkab PPU tidak tinggal diam dan segera mencari solusi agar hak warga atas tanah yang telah digarap sejak lama tetap terlindungi. (*)
Baca Juga
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Redaksi Akurasi.id
