Tanggal merah disebut jadi alasan gas elpiji 3 kilogram langka. Pengamat Ekonomi Unmul sebut kenaikan harga dan kelangkaan elpiji ini bukti ketidakseriusan pemerintah.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Tanggal merah pada Mei lalu membawa pil pahit bagi masyarakat Samarinda. Di tengah momen kebersamaan keluarga, gas elpiji 3 kilogram langka, harga pun melonjak drastis mencapai Rp65 ribu per tabung. Kenaikan ini memicu antrean panjang di agen-agen elpiji dan keresahan di kalangan masyarakat.
Purwadi, Pengamat Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul), angkat bicara terkait situasi ini. Ia tegas menyatakan kenaikan harga elpiji ini merupakan bukti ketidakseriusan pemerintah dalam mendistribusikan gas bersubsidi tersebut.
“Pemerintah jangan mencari kambing hitam. Ini jelas menunjukkan mereka tidak memiliki rencana matang dalam mendistribusikan elpiji 3 kg kepada rakyat,” tegas Purwadi, Kamis (13/6/2024).
Menurutnya, seharusnya pemerintah sudah mengantisipasi lonjakan permintaan gas elpiji saat libur panjang.
“Harusnya ada perencanaan matang, seperti menambah pasokan sebelum tanggal merah. Jangan jadikan momen libur sebagai kesempatan untuk mengeruk keuntungan lebih banyak,” lanjutnya.
Pada beberapa waktu lalu, wartawan Akurasi.id mendatangi salah satu agen gas yang terletak di SPBU Jalan Urip Sumoharjo, dari sana diketahui terjadi pengurangan pengiriman pasokan. Jika biasanya dalam sekali pengiriman mendapat kiriman 120-130 tabung, namun agen tersebut hanya mendapatkan 100 tabung.
Purwadi pun menyoroti kebijakan pengurangan pasokan gas elpiji ini. Ia menilai kebijakan ini justru kontraproduktif dan memperburuk situasi.
“Masyarakat yang dirugikan. Apalagi kalau pasokan dikurangi saat libur panjang. Kan aneh. UMKM, kafe, dan pedagang kecil yang justru banyak dikunjungi saat libur malah kesulitan mendapatkan gas,” jelasnya.
Lebih lanjut Purwadi menekankan, pemerintah harus mengedepankan hajat hidup rakyat dalam membuat kebijakan.
“Undang-undang bisa diubah, masa yang seperti ini tidak bisa? Ada hajat publik yang harus dikedepankan. Ekonomi rakyat dipertaruhkan. Jangan egois dan buat kebijakan asal-asalan,” tegasnya.
Purwadi mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Ia menyerukan agar pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem distribusi elpiji 3 kg dan memastikan agar gas bersubsidi ini dapat diakses oleh masyarakat dengan mudah dan harga terjangkau.
“Kan di dalam kebijakan ada kebijaksanaan bagaimana membijaksanai aturan itu. Yang penting tidak menyalahi aturan di atasnya dan tidak melanggar hukum,” tutupnya. (*)
Penulis: Yasinta Erikania Daniartie
Editor: Redaksi Akurasi.id