Bengkel di Bontang Kebanjiran Motor Rusak! Diduga Akibat Mengisi Pertamax di SPBU

Devi Nila Sari
33 Views
Tampak antrean motor rusak di bengkel Star Motor, Jalan Ahmad Yani, diduga akibat mengisi bbm jenis pertamax di SPBU. (Dok Akurasi.id)

Motor sejumlah masyarakat masuk bengkel. Keluhannya rata-rata menyoal motor ngadat usai mengisi pertamax di SPBU.

Kaltim.akurasi.id, Bontang – Antrean perbaikan motor di sejumlah bengkel di Bontang alami lonjakan dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini terjadi usai ramai masyarakat mengeluhkan kerusakan pada kendaraan bermotor setelah mengisi pertamax di SPBU.

Berdasarkan pantauan Akurasi.id di dua bengkel di Bontang, yakni Bengkel Star Motor yang di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Api-api, dan Bengkel Feril Auto Motor di Jalan Awang Long, Kelurahan Bontang Baru, Sabtu (05/04/2025). Memang terlihat antrean mengular kendaraan bermotor.

Pemilik bengkel Star Motor Arafat (40) mengungkapkan, telah menerima sekitar 50 unit motor untuk diservis sejak 28 Maret 2025. Semua keluhan datang setelah pengisian BBM di SPBU Tanjung Laut, Akawi, dan Kilo 6.

Sebagai informasi, isu mengenai kerusakan kendaraan bermotor usai mengisi pertamax di Kota Taman sudah berembus sejak bulan lalu. Menindaklanjuti hal ini, pihak kepolisian sudah melakukan pengecekan di empat SPBU Bontang, Kamis (4/4/2025) lalu. Namun, tidak menemui campuran air dalam pertamax.

“Motor yang masuk umumnya menggunakan sistem injeksi, dari keluaran lama hingga terbaru, dan rata-rata adalah motor matic,” tuturnya saat ditemui di bengkelnya, Sabtu (5/4/2025).

Ia menambahkan, mayoritas motor yang masuk adalah merek Honda, sedangkan sebagian kecil adalah Yamaha dan merek lainnya.

“Ada juga motor bergigi injeksi, tapi cuma satu dua saja. Hari ini sudah ada delapan motor yang mau masuk, tapi sebagian kami tolak karena tenaga kerja kami terbatas,” terangnya.

Arafat mengatakan, tidak semua motor langsung diterima. Pihaknya terlebih dahulu melakukan pengecekan, terutama apakah motor mengalami gejala sendat saat digas.

“Pengecekan kami mulai dengan menguras tangki. Beberapa motor kembali normal setelah diganti BBM-nya dengan Pertalite. Tapi yang tidak normal, kami lanjutkan pengecekan dan menemukan tekanan aliran bensin tidak stabil,” ujarnya.

Masalah kemudian ditemukan pada fuel pump, di mana pada beberapa filter motor terdapat endapan berupa cairan kental yang mengumpul. Namun, Arafat belum bisa memastikan apakah endapan itu berasal dari BBM.

“Kami belum tahu pasti apakah endapan itu dari BBM. Tapi rata-rata motor yang masuk ke sini mengalami gejala sendat setelah mengisi Pertamax di SPBU,” lanjutnya.

Masyarakat Keluhkan Motor Sendat Usai Isi Pertamax di SPBU

Salah satu pelanggan, Syeh Jaelani (31), warga Tanjung Laut mengungkapkan, motornya Vario keluaran tahun 2018 mengalami masalah, Jumat (28/03/2025). Kejadian ini bermula saat ia mengisi BBM Pertamax di SPBU Akawi di pagi hari. Lalu motornya sendat saat di gas pada malam hari.

“Pas malam mau keluar, motor sendat waktu dinyalakan. Besok paginya langsung saya bawa ke bengkel. Lumayan biayanya, Rp200 ribu buat ganti filter,” katanya.

Sementara itu, di Bengkel Feril Auto Motor yang baru buka pada 4 April 2025, pemilik bengkel Feril mengaku sudah menerima beberapa motor dengan keluhan serupa, bahkan ada yang setelah mengisi Pertamax Turbo.

“Bukan cuma motor Honda, ada juga Yamaha. Total yang datang sejak kemarin ada tujuh motor dengan keluhan serupa,” ungkap Feril.

Salah satu pelanggan bengkel tersebut, Andre (28), warga Tanjung Limau, mengatakan dirinya mengalami kerusakan motor NMAX keluaran 2022 setelah mengisi Pertamax Turbo di SPBU Kilo 6.

“Sudah habis sekitar Rp700 ribu, karena harus ganti satu set fuel pump dan rotak. Padahal ini masih belum termasuk biaya busi. Satu motor lagi saya juga alami hal yang sama, setelah diisi Pertamax,” ujarnya.

Andre berharap agar pemerintah dan aparat penegak hukum tidak hanya melakukan pengecekan ke SPBU, tapi juga menelusuri dan melakukan pemantauan terhadap keluhan masyarakat hingga ke bengkel dan mengecek BBM yang ada di tangki mereka.

“Jangan bikin kami bingung. Katanya aman, tapi kenyataan di lapangan beda. Kalau perlu cek langsung ke bengkel, ambil sampelnya dan uji di laboratorium. Sampaikan hasilnya ke kami,” tegasnya. (*)

Penulis: Dwi Kurniawan Nugroho
Editor: Devi Nila Sari

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *