Petugas berhasil meringkus napi Lapas Tenggarong setelah sehari kabur saat berobat di rumah sakit, Samarinda. Napi tersebut berhasil diamankan di dekat Gerbang Tol Palaran, Samarinda – Balikpapan.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Sempat melarikan diri usai berobat ke Samarinda. Petugas berhasil mengamankan warga binaan pemasyarakatan (WBP) atau tahanan Lapas Klas IIA Tenggarong yang kabur sehari sebelumnya, Rabu (4/1/2023).
Napi dengan kasus asusila dan masa tahanan 9 tahun ini berhasil diringkus oleh jajaran Polsek Palaran saat berada di jalan dekat pintu gerbang Tol Palaran, Samarinda – Balikpapan, sekira pukul 20.50 Wita.
“Iya, tadi malam tahanan diamankan oleh petugas tol. Kemudian, dijemput petugas kami dan dibawa ke Polsek Palaran,” kata Kapolsek Palaran Kompol Tri Satria Firdaus, Kamis (5/1/2022).
Ia menambahkan, tak berselang lama napi tersebut langsung dijemput petugas Lapas Tenggarong. “Setelah kami amankan di polsek, langsung dijemput petugas Lapas Tenggarong tadi malam,” tutupnya.
Diwartakan sebelumnya, tahanan Lapas Klas IIA Tenggarong berinisial SC (45), kabur saat berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie, Samarinda, Selasa (3/1/2023) lalu sekira pukul 14.00 WITA.
Sebagai informasi, SC merupakan tahanan kasus asusila atau pemerkosaan dengan masa tahanan 9 tahun. Telah mendekam di Lapas Tenggarong sejak 2022 lalu.
Napi Kabur Masih Mengenakan Borgol dan Baju Tahanan
Kepala Divisi Pemasyarakatan kemenkumham Kanwil Kalimantan Timur Jumadi menjelaskan, SC memang sudah beberapa kali berobat ke Samarinda. Sebab, SC menderita penyakit ginjal yang cukup akut.
“Karena cukup parah sakitnya. Jadi, diarahkan ke RSUD AW Sjahranie,” ujarnya.
SC pun memanfaatkan peluang tersebut untuk kabur, saat datang berobat pada pukul 09.30 Wita, Selasa (3/1/2023) lalu. SC melarikan diri saat sedang menunggu penebusan obat, sekira pukul 14.00 Wita.
Diketahui, pada hari itu WBP tersebut mendapat pengawalan oleh dua petugas lapas. Namun, saat kedua petugas lapas tengah lengah, SC pun melarikan diri menggunakan ojek dengan masih menggunakan borgol dan baju tahanan.
“Ketika mau pulang. Pengawal yang satu tunggu di mobil dan satunya sedang menunggu obat. Saat dicari (tahanna) ternyata sudah tidak ada,” imbuhnya. (*)
Penulis/Editor: Devi Nila Sari