Kaltim.akurasi.id, Penajam Paser Utara — Sekretaris Daerah Penajam Paser Utara (PPU), Tohar, mengingatkan potensi kenaikan inflasi dalam penyediaan bahan pangan untuk dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang menjadi bagian dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menyebutkan, saat ini baru tiga SPPG yang mulai beroperasi sehingga dampaknya terhadap harga kebutuhan pokok belum terlihat signifikan.
“Karena baru tiga SPPG yang beroperasi, jadi masih belum terpengaruh. Walaupun pasti ada,” ujarnya.
Tohar menilai persoalan dapat membesar apabila pemenuhan kebutuhan SPPG tetap bergantung pada pasar konvensional. Pasar tersebut selama ini hanya disiapkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga.
“Kalau semua mengakses pasar konvensional, sementara biasanya hanya mencukupi kebutuhan rumah tangga, lalu ada beban menyediakan kebutuhan SPPG, maka akan terjadi disparitas konsumen,” tegasnya.
Ia juga menyoroti bahwa dampak serupa dapat dirasakan daerah sekitar yang menggunakan sumber pasokan yang sama. Karena itu, penataan sektor hulu menjadi kunci agar tidak terjadi tekanan harga ketika jumlah SPPG bertambah dan kebutuhan meningkat.
“Kalau hulunya tidak dibenahi, ya akan berpengaruh besar. Hulunya ini harus dipahami semua pihak,” tandasnya.
Tohar menegaskan pentingnya rapat koordinasi rutin untuk memperkuat pemberdayaan ekonomi daerah serta memastikan kesiapan pasokan pangan, terutama sebelum cakupan operasional SPPG diperluas.
“Perlu koordinasi terus ya, semua pihak harus memahami hulunya, agar semua dapat diantisipasi,” jelasnya. (*)
Baca Juga
Penulis: Nelly Agustina
Editor: Redaksi Akurasi.id
