Tak Mau Jadi Viral Buruk, SPPG Penajam Pastikan Makanan Sekolah Aman Dikonsumsi

Ancaman keracunan makanan di sekolah-sekolah menjadi perhatian serius di Penajam Paser Utara. Dua dapur Satuan Pendidikan dan Penyajian Gizi (SPPG) kini memperketat setiap proses produksi, dari dapur hingga distribusi, demi memastikan 8.000 porsi makanan harian untuk siswa benar-benar aman dikonsumsi.
Fajri
By
1.7k Views

Kaltim.akurasi.id, Penajam Paser Utara – Ancaman keracunan makanan menjadi perhatian serius dalam penyediaan konsumsi bagi siswa di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Dua dapur Satuan Pendidikan dan Penyajian Gizi (SPPG) di wilayah Penajam kini memperketat standar keamanan pangan, agar kasus serupa yang marak terjadi di berbagai daerah tidak terulang di sini.

Asisten Lapangan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk PPU, Ummu Rahmah, menegaskan setiap tahapan produksi diawasi ketat. Mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan, pengemasan, hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah.

“Risiko keracunan bisa muncul dari banyak faktor, seperti kebersihan peralatan, sanitasi dapur, hingga kendaraan pengangkut makanan. Karena itu semuanya harus dipastikan higienis,” ujarnya, Rabu (24/9/2025).

Bahkan, kata Ummu, kendaraan pengangkut makanan wajib memenuhi standar kebersihan.

“Sebelum loading, mobil pengangkut harus benar-benar bersih. Higien itu tidak hanya di dapur, tapi juga dalam proses transportasi,” tegasnya.

Ia juga menyoroti potensi bahaya dari penggunaan bahan pembersih yang tidak tepat. Karena itu, SPPG mewajibkan pemakaian sabun khusus yang aman untuk peralatan makanan. Relawan pun diwajibkan menggunakan pakaian kerja lengkap dengan pelindung tubuh agar terhindar dari kontaminasi.

Saat ini, dua dapur SPPG di Penajam memiliki kapasitas produksi hingga 8.000 porsi per hari, masing-masing 4.000 porsi. Proses ini melibatkan 47 relawan yang terbagi dalam tim persiapan, pengolahan, dan distribusi, dengan standar keamanan ketat. Program ini ditargetkan mulai berjalan pada Oktober 2025.

“Kami tidak ingin ada kejadian fatal yang viral seperti di daerah lain. Ini soal kesehatan anak-anak, jadi semua proses harus benar-benar aman,” ujar Ummu. (*)

Penulis: Nelly Agustina
Editor: Redaksi Akurasi.id

Share This Article
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Menu Vertikal
Menu Sederhana