Revitalisasi Terminal Sungai Kunjang Samarinda sudah punya master plan dan DED sejak lama. Namun, kebijakan efisiensi anggaran membuat realisasi proyek kembali tidak jelas.
Kaltim.akurasi.id, Samarinda – Rencana revitalisasi Terminal Tipe B Sungai Kunjang di Samarinda yang sebelumnya diproyeksikan terealisasi pada 2025 kini masih menggantung. Program yang sempat masuk prioritas pada era Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik itu tak kunjung mendapat kepastian setelah kepemimpinan beralih ke Gubernur Rudy Mas’ud.
Padahal, terminal yang telah beroperasi puluhan tahun tersebut mendesak untuk dibenahi. Kondisi bangunan menua, sementara banyak fasilitas umum tidak lagi berfungsi optimal.
Dokumen Perencanaan Sebenarnya Sudah Tuntas
Kepala UPTD Terminal Sungai Kunjang, Jaka Purwa Indarta, mengungkapkan bahwa dokumen perencanaan revitalisasi sebenarnya telah rampung sejak beberapa tahun lalu. Namun, kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat membuat rencana itu kembali tertunda.
“Waktu yang tersisa di tahun anggaran 2025 dinilai terlalu sempit untuk merealisasikan proyek ini tanpa risiko. Karena itu, revitalisasi dimasukkan ke dalam skema efisiensi,” jelas Jaka, Kamis (11/9/2025).
Ia menjelaskan, master plan revitalisasi sudah disusun sejak 2019, sebelum pandemi COVID-19 melanda. Detail Engineering Design (DED) baru bisa dirampungkan pada 2021 karena keterbatasan kegiatan selama pandemi. Dokumen itu kemudian disempurnakan pada 2022, dan diperbarui lagi pada 2024 dengan tambahan komponen biaya pengawasan.
“Artinya, dari sisi teknis perencanaan sebenarnya semua sudah matang. Hanya saja, kebijakan efisiensi anggaran membuat pelaksanaannya harus kembali ditunda,” tambahnya.
DPRD Minta Revitalisasi Jadi Prioritas
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Subandi, menyayangkan kondisi Terminal Sungai Kunjang yang kian memprihatinkan. Menurutnya, terminal berstatus Tipe B merupakan kewenangan provinsi, sehingga Pemprov Kaltim perlu memberi perhatian lebih.
“Harapan kami, pemerintah provinsi segera mengalokasikan anggaran, baik untuk renovasi maupun penambahan fasilitas,” ujarnya.
Subandi menegaskan, keberadaan terminal strategis seperti Sungai Kunjang bukan sekadar tempat parkir bus Damri atau kendaraan antar kota, melainkan fasilitas publik yang menopang mobilitas masyarakat dan perekonomian daerah.
“Dengan kondisi saat ini, banyak penumpang merasa tidak nyaman dan beralih ke moda transportasi lain. Karena ini fasilitas publik, tentu harus diprioritaskan,” tegasnya.
Ia berjanji akan mendorong agar rencana revitalisasi benar-benar masuk pembahasan anggaran.
“Jujur, saya belum melihat detail dokumen perencanaannya. Tapi kami akan usahakan agar pada 2026 sudah ada alokasi anggaran yang pasti,” lanjutnya.
Menurut Subandi, koordinasi antara legislatif dan eksekutif, termasuk Dinas Perhubungan, harus diperkuat agar revitalisasi tidak berhenti sebatas wacana.
“Kami akan coba tanyakan kembali supaya segera dianggarkan. Harapan kami, masyarakat pengguna terminal bisa lebih nyaman,” jelasnya. (*)
Penulis: Muhammad Zulkifli
Editor: Redaksi Akurasi.id